Perkasanya Ikan Patin Perkasa
“Hasilnya sangat bagus, yakni respon seleksi menunjukkan angka 38,86%, sudah memenuhi persyaratan respon seleksi minimal 30%.”
JAKARTA - Hasil riset dan inovasi dari unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, terpilih sebagai salah satu dari ‘112 Karya Inovasi Indonesia Paling Prospektif 2020’, yang ditetapkan pada Februari 2021, oleh Business Innovation Center (BIC), yang didirikan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Proposal BRPI yang berhasil terpilih berjudul ‘Ikan Patin Perkasa Hasil Pemuliaan BRPI Siap Berkotribusi dalam Peningkatan Produktivitas Perikanan Budidaya’.
Kepala BRPI, Joni Haryadi, riset terkait Patin Perkasa dilaksanakan BRPI sejak 2010, dimana saat itu terpantau kualitas benih patin yang beredar di Indonesia sangat heterogen.
Baca juga: Ikan Patin, Primadona Ekspor Indonesia
Pada umur yang sama, terjadi pertumbuhan yang berbeda-beda di berbagai lokasi di Indonesia.
Seiring dengan perkembangan patin yang sangat pesat di Indonesia, masyarakat yang sudah bisa melakukan pemijahan sendiri sehingga penyebarannya menjadi tidak terkendali dan menyebabkan terjadi penurunan genetik.
Selain itu, sejak pertama patin siam masuk ke Indonesia pada tahun 1972, belum terdapat upaya untuk memperbaiki genetik tersebut.
Joni menerangkan, pada 2010 hingga 2017, pihaknya melakukan seleksi dua generasi ikan patin dengan benih yang berasal dari Sukamandi, Jambi, dan Palembang.
“Hasilnya sangat bagus, yakni respon seleksi menunjukkan angka 38,86%, sudah memenuhi persyaratan respon seleksi minimal 30%,” ujarnya.
Selain itu, hasil uji lapangan ikan patin yang berada di empat lokasi, seperti di Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur; Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat; Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung; dan Sukamandi, membuktikan berbagai keunggulan patin super ini dibanding patin biasa yang selama ini terdapat di masyarakat.
Baca juga: Ketika Sosiolog jadi Juragan Ikan
“Ikan tersebut mampu tumbuh cepat dan pada 2018 telah diterbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 75/KEPMEN-KP/2018 tentang Pelepasan Ikan Patin Perkasa, yang menetapkan Ikan Patin Perkasa sebagai jenis ikan baru yang akan dibudidayakan,” terang Joni.
Menurutnya, ikan patin ini berbeda dengan patin biasa, Patin Perkasa memiliki berbagai keunggulan seperti, pertumbuhan lebih cepat sekitar 16,61-46,42%, produktivitas lebih tinggi sekitar 11,27-46,41%, rasio konversi pakan (FCR) lebih rendah sekitar 5,6-16,3%.
Harga pokok produksi (HPP) yang ditetapkan juga lebih rendah sekitar 4,45-17,92%, serta B/C ratio pembesaran lebih tinggi sekitar 14,71-48,48%.