Gurihnya Beternak Ayam Joper
Ayam Joper dapat berfungsi dwiguna, yakni dapat bertelur dan ayam daging.
PALEMBANG - Dengan alasan ingin mencari keuntungan yang lebih besar, membuat Nando, peternak asal Kota Palembang beralih dari beternak ayam broiler ke ayam joper.
Ayam joper atau ayam jowo super bibitan dari Pulau Jawa, diakuinya sangat berbeda dengan ayam broiler. Meski menjadi pilihan untuk dijadikan sebagai daging konsumsi dan memiliki telur, perbedaan yang mencolok yaitu pada tekstur daging.
"Kalau harga pasaran broiler per kilogramnya itu Rp32 ribu, kalau joper di pasaran bisa sampai Rp40 ribu per kilogram, karena tekstur daging joper lebih gurih," jelas Nando, Minggu (3/11).
Selain itu, Nando juga menjelaskan, alasannya memilih ayam joper dibanding ayam broiler maupun ayam kampung, ayam joper lebih tahan terhadap penyakit, pakan lebih irit, dan pertumbuhannya lebih cepat terkadang bisa 50 hari sudah panen. Selain itu, Ayam Joper ini dapat berfungsi dwiguna, yakni dapat bertelur dan ayam daging.
Untuk beternak ayam joper tidak lah sulit. Ayam peranakan dari perkawinan silang antara ayam bangkok dengan ayam kampung petelur ini hanya butuh dua bulan untuk siap dijual.
"Cukup dua bulan saja sudah bisa dijual, ayam joper juga punya daya tahan bagus, saat dijual berat ayam joper berkisar delapan ons sampai satu kilogram," jelas Nando yang mengaku baru dua tahun beternak ayam joper.
Untuk mendapatkan bibit ayam joper atau day old chicken (DOC), ia mendatangkan nya dari Jawa Timur, tepatnya di Tuban. Sekali datang, dirinya bisa mendatangkan sekitar 1.000 bibit dengan usia di bawah 10 hari.
"Kalau harga bibitnya tergantung mulai dari Rp5.000, jadi saat kita ternak hanya tinggal memberi vitamin dan biaya pakan, untuk biaya pakan 100 kilogram sampai dua bulan, untuk hitung-hitungan masih bisa untung. Untuk dijual juga tidak sulit, kebanyakan yang beli dari OKI (Ogan Komering Ilir), Palembang dan Banyuasin" jelasnya. (SM)