Mentan Dorong Agrowisata Buah Lokal
"Seandainya setiap desa memiliki minimal 1 hektar lahan yang ditanam dengan buah lokal maka kebutuhan Indonesia untuk buah lokal tentu akan tercukupi,"
JAKARTA - Pandemi COVID-19 yang menggemparkan seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia telah membuat aktivitas perdagangan ikut tertekan.
Namun, menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, tetap optimis bahwa komoditas pertanian Indonesia bisa tetap stabil.
Sejak diumumkan pertama kali adanya kasus COVID-19 pada awal Maret 2020 lalu, komoditas hortikultura khususnya permintaan sayur dan buah segar nyatanya mengalami peningkatan.
Hal ini membuat pria yang akrab dipanggil SYL tersebut, tetap dorong perkembangan produksi sayur dan buah di berbagai daerah.
Baca juga: Berkenalan dengan Kelengkeng Super Sleman
Salah satunya pada perkembangan agrowisata buah lokal.
Saat SYL melakukan kunjungan, sekaligus panen kelengkeng yang dikembangkan di kawasan agrowisata di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, ia mendorong pengembangan agrowisata buah di berbagai daerah dengan membudidayakan buah lokal.
"Kebun kelengkeng ini menjadi salah satu tempat objek wisata. Selain memiliki Candi Borobudur, Kabupaten Magelang memiliki Wisata Kebun Kelengkeng," ujarnya melansir ANTARA belum lama ini.
Lebih lanjut, SYL tak hanya melakukan panen kelengkeng, ia juga mencicipi buah yang dikembangkan tersebut.
"Buah kelengkengnya manis-manis sekali dan bisa dilihat buahnya sangat banyak. Agrowisata di Kabupaten Magelang luar biasa. Kami akan dorong terus untuk kawasan buah lokal bisa dikembangkan jangan di satu daerah tapi di setiap daerah ada," ujarnya.
Menurutnya, pada pengembangan agrowisata buah lokal juga harus memperhatikan keunggulan dari masing-masing wilayah.
Setiap daerah memiliki ciri khas sendiri sehingga perlu dilakukan penyesuaian untuk buah lokal yang dikembangkan.
Mugiyanto, anggota Koramil 19/Borobudur Kodim 0705/Magelang dan pemilik dari Agrowisata Kebun Kelengkeng ini menyampaikan rasa syukurnya atas kunjungan SYL ke lahan kebun kelengkengnya yang memiliki luas 1,3 hektar dengan populasi 250 pohon jenis kateki.
"Ke depan lahan ini perlu di duplikasi di daerah lain. Ada lebih dari 8.000 desa di Indonesia, seandainya setiap desa memiliki minimal 1 hektar lahan yang ditanam dengan buah lokal maka kebutuhan Indonesia untuk buah lokal tentu akan tercukupi," ujar Mugiyanto.
Mugiyanto mengaku, dalam waktu dekat ia akan melakukan kerjasama dengan Kementan untuk memperluas kawasan kebun kelengkeng.
Selain itu, pengembangan kebun kelengkeng ini memiliki pohon induk yang sudah disertifikasi sehingga setiap tahun, sehingga bisa menghasilkan benih kelengkeng mencapai 100.000 benih yang siap tanam dan untuk mendukung program pemerintah.
Baca juga: Sepuluh Khasiat Kemanisan Kelengkeng
Benih kelengkengnya bahkan sudah tersebar hampir di seluruh Indonesia, dari wilayah Aceh, Kalimantan Timur, hingga Papua.
Lebih lanjut Mugiyanto menjelaskan, peluang usaha budidaya kelengkeng sangat menjanjikan, karena kebutuhan nasional menurut data mencapai 80.000-90.000 ton setiap tahun, sebagian didatangkan dari luar.
"Bertani saat ini tidak kotor dan tidak susah apabila mau terus berinovasi. Kami di sini memiliki petani binaan Kabupaten Magelang yang memang men-support kebutuhan di sini. Di kebun kelengkeng ini menghasilkan 12 sampai 15 ton, untuk memenuhi kekurangan dari permintaan kami ambil dari petani-petani binaan," tutupnya.