• 22 November 2024

Ditemukan! Kelelawar Lidah Panjang

uploads/news/2019/11/ditemukannya-kelelawar-lidah-panjang-268362f7b077873.jpg

Macroglossus minimus yang mempunyai panjang lidah dua kali panjang moncong, dengan jumlah 27 individu tergolong kelelawar pemakan nektar.”

BANJARMASIN - Spesies kelelawar lidah panjang (Macroglossus minimus) ditemukan di Stasiun Riset Bekantan di Pulau Curiak, Kalimantan Selatan. Penemuan ini akan berperan penting untuk memperbaiki ekosistem mangrove di pulau kecil tersebut.

“Temuan kelelawar di Pulau Curiak ini merupakan bukti bahwa tempat ini juga menjadi hunian mereka untuk mencari makan khususnya dari famili Pteropodidae. Spesies temuan yang paling mendominasi yaitu Macroglossus minimus yang mempunyai panjang lidah dua kali panjang moncong, dengan jumlah 27 individu tergolong kelelawar pemakan nektar,” kata Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amalia Rezeki di Banjarmasin, Senin (4/11) kemarin seperti dilansir Antaranews.com.

Amalia menduga jika pakan utama kelelawar tersebut di kawasan mangrove yaitu pohon rambai (Sonneratia caseolaris) yang mendominasi vegetasi hutan mangrove kawasan tersebut. SBI mengungkapkan temuan tersebut saat konferensi internasional biodiversitas dan konversi lahan basah tropis yang digelar di Banjarbaru, Kalsel akhir pekan lalu.

Sebanyak 48 individu kelelawar yang ditemukan, saat ini dalam pengamatan di stasiun riset yang dikelola SBI dengan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin. Ke-48 individu tersebut dalam lima spesies yaitu Cynopterus brachyotis, Cynopterus minitus, Cynopterus sphinx, Eonycteris spelaea, dan Macroglossus minimus.

Ketua Tim Riset Kelelawar SBI, Muhammad Rezha Fahlevi mengungkapkan, jenis kelelawar yang paling banyak ditemukan yaitu Macroglossus minimus, yang memiliki peran penting dalam ekosistem mangrove di Stasiun Riset Bekantan. Pengamatan kelelawar (famili Pteropodidae) Macroglossus minimus di daerah lahan basah terutama mangrove yang berada di Stasiun Riset Bekantan, merupakan informasi baru dari banyaknya tempat kelelawar mencari makanan.

Hewan yang beraktivitas pada malam hari dan jarang diketahui keberadaannya ini memanfaatkan pulau seluas tiga hektare ini sebagai sumber makanan seperti pohon rambai yang berbunga mekar saat malam hari. Kelelawar ini mempunyai keistimewaan dalam penyerbukan karena lidah mereka yang sangat panjang mempunyai kemampuan untuk menggapai makanan dalam posisi bunga seperti apapun yang tidak bisa dilakukan oleh serangga, burung ataupun kelelawar dari pemakan buah dan serangga.

Rezha juga menyebut keberadaan kelelawar nektar berlidah panjang ini sangat penting bagi ekosistem hutan mangrove di kawasan Stasiun Riset Bekantan di Pulau Curiak terutama bagi penyerbukan pada tumbuhan mangrove. SBI saat ini gencar melakukan restorasi mangrove untuk memulihkan habitat bekantan di Pulau Curiak. Upaya tersebut didasari pada keprihatinan semakin menyusutnya habitat bekantan di luar kawasan konservasi.

 

 

Related News