• 21 November 2024

Sukses Ternak Kambing Kuncinya Ketekunan

 

Tidak semua orang bisa niru, tidak hanya dengan punya uang itu dia bisa meniru usaha ini. Harus jiwanya, harus senang dulu. Jadi semakin jarang orang yang menekuni usaha itu sebenarnya yaa.. itu peluangnya besar buat kita,”

TANGERANG SELATAN - Melihat perjalanan kisah sukses seorang petani tentu membuat Sahabat Tani tersadar akan berharganya kerja keras.

Wahyu Sutanto, seorang peternak kambing yang sebelumnya memiliki kehidupan cukup sulit, kini tengah menikmati hasil jerih payahnya semasa dulu.

Dengan ketekunan dan kerja keras yang dimiliki, ia dapat membawa nama baik dirinya dan keluarga.

Wahyu berpikir jika yang membentuk dirinya sendiri yaitu keadaan.

Sebenarnya yang membentuk kita ini keadaan. Waktu itu saat saya kelilit hutang ya.. keadaan seperti itu yang membentuk saya,” ucap Wahyu kepada tim Jagadtani.id, belum lama ini.

Wahyu masih ingat betul saat pertama kali ia memulai beternak kambing yang pada akhirnya dapat melunasi hutang-hutangnya.

Ada uang sekitar Rp 6.000.000, dari uang segitu saya tidak bisa dalam arti tidak bisa berkembang. Saya pikir seperti itu. Tapi, disaat saya lagi berpikir dari duit segitu ingin melakukan hal yang membuat saya senang, nah akhirnya disaat itu terbesitlah kambing,” tuturnya.

Baca juga: Demi Mewujudkan Petani Beras Indonesia

Baginya, dengan memilih beternak kambing pikiran hutang-hutangnya pun teralihkan dengan perawatan kambing yang berlokasi di Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

Setelah punya kambing, saya punya kesenangan tersendiri. Kambing saya udah makan belum, trus bagaimana perkembangan kambing saya. Jadi ada pengalihanlah dari situ,” jelasnya.

Dari beternak kambing, ia pun mulai memutuskan kerjasama dengan seorang teman yang mempunyai dana namun tidak tahu cara mengolahnya.

Sampai saat ini kerjasama tersebut masih berlanjut.

Awalnya dia pengen saya buka konter lagi, saya bilang di dunia konter maaf maaf saya bukannya apa ya.. di dunia konter saat itu sudah tidak ada harapan karena saya sudah 12 tahun menekuni itu dan disaat itu menurut saya sudah tidak ada harapan. Dengan modal yang besar dan untungnya sedikit, dan saat itu registrasinya susah harus pakai Kartu Keluarga (KK),” katanya.

Kerjasama yang dilakukan bersama temannya yaitu membuka toko baju yang berlokasi di ITC BSD, Tangerang Selatan.

Nah dari situ saya dapat pembagian hasil, dari pembagian hasil saya sisihkan. Pokoknya target saya dalam sebulan itu saya harus membeli kambing satu ekor minimal. Pertama satu ekor, toko ramai saya beli dua ekor, tiga ekor akhirnya lama-lama terkumpul sekitar 60 ekor disaat menjelang lebaran haji,” lanjutnya.

Bersama itu, banyak dari peternak lain yang mulai menawar membeli kambing miliknya.

Namun, Wahyu memiliki target untuk melunasi utang bank terlebih dahulu yang pada saat itu sekitar Rp 160.000.000.

Baca juga: Skincare Organik Dari Petani Lokal

Jadi kalau saya punya 60 ekor, dalam satu ekornya itu saya harus menguntungkan sekian. Jadi bisa melunasi hutang. Nah, alhamdulillah saya buka lapak di depan danau Pamulang, 60 ekor itu dalam seminggu habis 50 ekor sisa 10 yang besar-besar. Disaat situ, saya berputar otak nih bagaimana caranya supaya stok tetap ada. Nah saya dari duit Dp.. Dp.. saya main ke petani-petani ke lapak-lapak. Barang-barang yang menurut saya bisa dapat untung saya beli-beliin saya stok lagi dan habis lagi,” ucapnya.

Setelah itu pun dalam proses penjualan di lapak, ia berhasil menjual sekitar lebih dari 120 ekor kambing.

Dari situlah Wahyu dapat menghasilkan uang di tahun pertama senilai kurang lebih Rp 250.000.000.

Alhamdulillah saya juga nggak nyangka Rp 250.000.000 dengan penjualan 120 ekor kambing dan sapi 3 ekor seperti itu. Nah saya bayar hutang Rp160.000.000 sekian dan saya sudah janjikan, saya bikin kanopi di rumah. Dan saat itu masih sisa Rp 70.000.000 di tahun pertama dan duitnya itu tidak saya apa-apain, saya buat belanja kambing lagi buat stok lagi,” jelasnya.

Menurutnya, dunia kambing itu susah-susah gampang.

Alasannya karena tidak semua orang mampu menekuninya, tidak semua orang mau memiliki usaha yang bau-bau seperti kambing dan untuk beternak kambing itu lahannya cukup sulit khususnya di daerah tempat tinggalnya sangat jarang ada peternak kambing.

Baca juga: Kambing Samosir, Si Kambing Adat

Tidak semua orang bisa niru, tidak hanya dengan punya uang itu dia bisa meniru usaha ini. Harus jiwanya, harus senang dulu. Jadi semakin jarang orang yang menekuni usaha itu sebenarnya yaa.. itu peluangnya besar buat kita,” tutupnya.

Related News