Perbanyakan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan dinilai jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara konvensional yang biasanya tergantung pada musim tanam.
JAKARTA - Apakah Sahabat Tani sudah mengenal teknik memperbanyak tanaman dengan metode kultur jaringan?
Kultur merupakan budidaya, sedangkan kata jaringan sendiri berarti sekelompok sel yang memiliki fungsi dan bentuk yang sama.
Perbanyakan tanaman menggunakan teknik kultur jaringan dinilai jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara konvensional yang biasanya tergantung pada musim tanam.
Baca juga: Pembibitan Kentang dengan Kultur Jaringan
Menurut Ir. Deborah Herlina, salah satu ahli kultur jaringan dan peneliti di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan), teknik ini sudah ia terapkan selama lebih dari 20 tahun untuk memperbanyak hasil tanaman di kebunnya.
“Kalau dibandingkan dengan konvensional memang iya, kultur memang bisa menghasilkan jumlah banyak dengan waktu yang singkat. Misalnya menanam secara konvensional dengan kultur sama-sama 10 tahun, ya memang hasilnya akan lebih cepat jadi yang kultur jaringan dengan jumlah yang tentu lebih banyak daripada konvensional,” kata Herlina saat ditemui oleh tim Jagadtani.id di kebunnya yang berlokasi di Komplek IPB 2, Jalan Titan Blok S Nomor 5, Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, belum lama ini.
Perempuan yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Hortikultura Indonesia ini mengatakan, metode ini tidak semudah menjentikkan jari.
Butuh ketelitian dan kesabaran yang tinggi dalam menerapkan metode kultur jaringan.
“Yang mengerjakan kultur itu orang yang sudah ahli dan pengerjaan waktunya tidak bisa singkat, minimal dua tahunan untuk proses pemindahan dari media yang ada di botol ke media yang luar seperti tanah,” ujar Herlina.
Menurutnya, manfaat perbanyakan tanaman menggunakan metode kultur jaringan dianggap sebagai solusi adanya permintaan tanaman yang tinggi namun pasokannya rendah.
Dengan kultur jaringan, tanaman klon unggul baru bisa lebih banyak dibudidayakan.
Setidaknya sudah ribuan hasil kultur jaringan yang sudah dikerjakan Herlina dan semua hasil jerih payahnya, ia pajang di kebun cantiknya dengan nama Rosita Nursery.
Berbagai jenis tanaman telah ia kultur sudah menghasilkan jenis tanaman yang subur nan cantik, sebut saja monstera, aglaonema, philo angela, philodendron Spartacus white knight, lidah gajah dan masih banyak lagi.
Bahkan, tanaman-tanaman asli hutan Indonesia juga ia koleksi di kebunnya yang telah ia rawat sejak 1997 di kebunnya yang memiliki luas lebih dari 5.000 hektar.
Baca juga: Manisnya Kelapa Kopyor Kultur Jaringan
“Kalau sekarang, aku fokus kultur ke tanaman Philo. Namun sudah banyak juga hasil kultur jenis tanaman lainnya di sini,” kata ibu dari dua anak itu.
Menurutnya, butuh kesiapan yang besar untuk menerapkan metode ini.
Apalagi, untuk menerapkannya Sahabat Tani butuh alat-alat yang terbilang mahal, teknik yang masih sulit dilakukan, dan diperlukan keahlian khusus dalam pengerjaannya.
“Kalau mau belajar dan terus belajar, metode ini lama-lama bisa untuk diterapkan, sehingga nanti hasil yang didapat juga maksimal. Bisa menghasilkan ratusan bahkan ribuan dari kultur jaringan,” tutupnya.