• 22 November 2024

Sampah Plastik Ancam Biota Laut

uploads/news/2021/03/sampah-plastik-ancam-biota-47385e121637b0e.jpg

Tak bisa dipungkiri, masih banyak persepsi masyarakat umum yang menganggap laut sebagai tempat yang cocok untuk membuang sampah.

JAKARTA - Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang kaya akan biota laut dan disebut-sebut sebagai surga akan keanekaragamannya.

Sayangnya, kini laut Indonesia tercemar oleh sampah yang bahkan berdampak besar terhadap kehidupan biota laut.

Penelitian yang dilakukan oleh Jenna Jambeck dari Universitas Georgia menunjukkan, Indonesia menjadi negara terbesar kedua pada kasus pencemaran laut yang disebabkan oleh plastik.

Mirisnya, tidak banyak yang mengetahui bagaimana sampah plastik berdampak pada biota laut di perairan Indonesia.

Baca juga: Menghadapi Krisis Pangan dari Laut

Karena itu, pencemaran sampah plastik di sekitaran laut Indonesia sangat mengkhawatirkan.

Bayangkan, sampah plastik yang bisa dijangkau oleh mata kita terlihat memenuhi perairan.

Tak sampai disitu, nyatanya ditemukan juga plastik ukuran kecil didalam tubuh ikan.

Padahal kebanyakan orang tidak menyadari risiko kesehatan bagi manusia akibat pembuangan sampah plastik ke laut.

Sampah plastik yang dibuang ke laut bisa kembali hadir di atas piring kita, apabila makanan laut yang dihidangkan terkontaminasi oleh serpihan plastik.

Telah banyak penelitian yang menjelaskan, makanan dan minuman yang terkontaminasi plastik dapat berpotensi penyakit pada tubuh kita.

Selain itu, penelitian tentang dampak sampah laut terhadap ekosistem di perairan Indonesia sangat penting.

Hal ini nantinya dijadikan bahan acuan untuk membuat kebijakan dan aturan perusahaan dan pemerintah untuk membebaskan laut dari sampah plastik dan limbah lainnya yang bisa mencemarkan laut.

Lalu, darimana sampah-sampah itu berasal?

Sampah yang ada di laut Indonesia berasal dari kegiatan manusia dan aliran-aliran sungai yang bermuara ke laut.

Jumlah sampah ini akan terus meningkat tepat dengan bertambahnya penduduk di Indonesia, apalagi minimnya rasa peduli manusia terhadap sampah yang dibuang ke laut.

Tak bisa dipungkiri, masih banyak persepsi masyarakat umum yang menganggap laut sebagai tempat yang cocok untuk membuang sampah.

Sedihnya, sebagian besar hewan di laut sebenarnya buta warna dan tidak dapat membedakan sampah dan makanan.

Mereka lebih menggunakan sensor perasaan dibandingkan sensor visual seperti manusia.

Sehingga, bukan hal yang tak mungkin, jika biota laut malah memakan sampah-sampah plastik yang ada di laut.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun melibatkan masyarakat di pesisir yang sebagian besar berfokus pada nelayan dan pemilik kapal perikanan, untuk ikut melestarikan laut.

"Upaya ini sejalan dengan kebijakan Menteri Trenggono yang mendorong pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan tetap mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan kelestarian sumber daya kelautan dan perikanan," kata Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Antam Novambar, dikutip dari ANTARA belum lama ini.

Lebih lanjut Antam mengatakan, hasil dari pengawasan di lapangan menemukan adanya potensi pencemaran laut akibat kegiatan perikanan.

Hal ini perlu diatasi dengan adanya kegiatan penyadaran untuk mencegah terjadinya pencemaran secara terus menerus.

"Kedepannya diharapkan potensi pencemaran perairan akibat aktivitas perikanan baik oleh kapal perikanan maupun unit pengolah ikan dapat dicegah,” ujar Antam.

Antam menjelaskan, selama ini terdapat beberapa kegiatan perikanan yang bisa menyebabkan pencemaran laut.

Baca juga: Oarfish, Ikan Penanda Gempa?

Misalnya seperti pembuangan oli bekas secara sembarangan, bongkar muat kapal, docking kapal, hingga tank cleaning, limbah industri pengolahan, dan yang juga meresahkan yaitu hasil sampah domestik berbahan plastik yang tidak mudah terurai.

Ia pun menghimbau dan mengajak para pelaku usaha dan nelayan, agar benar-benar memperhatikan pentingnya pencegahan terhadap pencemaran, terutama sampah plastik.

Hal ini juga berlaku bagi masyarakat lainnya, agar ikut andil dengan tidak membuang sampah secara cuma-cuma ke laut.

Tentu akan kami tindak tegas apabila praktik pencemaran ini terus dilakukan,” tutupnya.

 

 

Related News