“Beberapa negara lainnya masih meminta kepada Indonesia untuk mengekspor komoditas porang ke negaranya.”
JAKARTA - Permintaan ekspor porang yang terus meningkat sebagai bahan pangan alternatif dan bahan baku kosmetik, membuat Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, sadar potensi besar porang sebagai “komoditas mahkota”.
"Diskusi porang pada hari ini adalah sesuatu yang sangat penting bagi bangsa dan negara. Karena itu, kita memiliki tanggung jawab bersama untuk menjadikan kehidupan lebih baik pada sektor pertanian," kata pria yang akrab disapa SYL ini, melansir dari ANTARA, Kamis (25/3).
Hal itu ia sampaikan saat membuka talkshow berjudul "Strategi Pengembangan Porang sebagai Komoditas Mahkota" di Auditorium Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (Puslibangbun), Kementerian Pertanian (Kementan), Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat, Kamis kemarin.
Baca juga: Budidaya Porang dengan Bulbi
Menurutnya, komoditas porang saat ini memiliki potensi yang semakin besar.
Selain itu, permintaan ekspor porang yang digunakan untuk bahan pangan alternatif dan bahan baku kosmetik juga juga terus meningkat.
"Komoditas porang dalam bentuk tepung dan chips saat ini diekspor ke-16 negara antara lain, China, Jepang, Thailand, Taiwan, dan Myanmar. Beberapa negara lainnya masih meminta kepada Indonesia untuk mengekspor komoditas porang ke negaranya," katanya.
Ia juga menjelaskan, pihaknya telah menerapkan lima cara bertindak (CB) guna mewujudkan peningkatan komoditas porang mulai dari hulu hilir yang disebut 5 CB.
Ia menyebut, kelima CB tersebut yaitu, CB 1 yang merupakan pengembangan kapasitas peningkatan produksi.
Lalu ada juga CB 2 yang berkaitan dengan pangan lokal, CB 3 tentang penguatan cadangan dan sistem logistik pangan.
Selain itu, ada juga CB 4 mengenai pengembangan pertanian modern, serta CB 5 yang merupakan gerakan tiga kali ekapor (Geratieks).
Baca juga: Sentuhan Kultur Jaringan Benih Porang
Menurutnya, semua CB itu dilaksanakan dengan sistem kerja "extra ordinary," serta penuh keyakinan dan optimisme untuk menjadikan pertanian Indonesia semakin diperhitungkan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan, Fadjri Djufri menambahkan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan teknologi modern untuk mengakomodasi kepentingan produksi porang dari hulu sampai hilir.
"Kementerian Pertanian saat ini sudah melepas Porang Madiun 1, serta sedang mengidentifikasi porang unggul lainya. Alhamdulillah, kami juga telah menemukan formula percepatan pembibitan porang yang lebih canggih lagi melalui kultur jaringan," katanya.
Menurutnya, pihaknya juga sedang menyiapkan sistem pengolahan pasca-produksi porang, seperti pembuatan alat pengolahan porang sederhana untuk meningkatkan nilai jualnya.