Mencoba Bubu Lipat Buatan KKP
“Nelayan cukup menentukan lokasi, bubu bisa langsung ditebar.”
JAKARTA - Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkenalkan alat penangkapan ikan ramah lingkungan berjenis bubu lipat.
Alat tersebut merupakan hasil inovasi dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang, DJPT.
Alat ini juga diklaim memiliki berbagai kelebihan, seperti ukurannya yang besar, dapat dilipat, lebih ringkas, dan mudah digunakan oleh nelayan.
Plt. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, M. Zaini mengatakan, pihaknya terus mengkampanyekan penangkapan ikan ramah lingkungan di seluruh pelosok Indonesia.
Baca juga: KKP Kembangkan Aplikasi untuk Nelayan
Selain untuk menjaga kelestarian ekosistem perairan, juga keberlanjutan sumberdaya perikanan.
Ia juga menyebut, banyak nelayan masih menggunakan bubu secara tradisional yang terbuat dari bilah bambu.
Meskipun ramah lingkungan, ukurannya yang besar menjadi kendala tersendiri bagi nelayan, selain itu juga dari sisi umur teknis tidak tahan lama.
"Kita terus kenalkan bubu lipat hasil perekayasaan BBPI Semarang ini untuk meningkatkan produktivitas nelayan. Kita berikan nelayan bimbingan teknis, agar bisa membuat dan merakitnya sendiri hingga perawatannya," ujarnya dalam keterangan resmi KKP usai peresmian kampung nelayan maju Desa Suak Gual, Kabupaten Belitung, Sabtu (27/3).
Ia menambahkan, konstruksi bubu lipat terdiri dari kerangka besi galvanis yang mudah ditemukan.
Begitu pula komponen lain, seperti tali dan bahan jaring.
Selain pembuatan yang mudah, penggunaannya pun juga tidak sulit.
Baca juga: Berkilaunya Biji Mutiara Laut Indonesia
"Adanya teknologi digital yang mengetahui daerah penangkapan ikan juga sangat membantu. Nelayan cukup menentukan lokasi, bubu bisa langsung ditebar," imbuhnya.
Di Desa Suak Gual yang menjadi percontohan “kampung nelayan maju,” KKP melatih puluhan nelayan penggunaan bubu lipat.
Pada tahap awal, KKP menyerahkan bantuan 40 paket bubu lipat yang diserahkan kepada nelayan.
Selain itu, KKP juga memberikan lima modul rumah ikan yang berfungsi ekologis sebagai tempat perlindungan ikan-ikan kecil, tempat pemijahan, serta daerah asuhan bagi larva dan juvenil ikan untuk tumbuh dan berkembang biak.