Berani Jadi Pahlawan Pertanian Kota
"Manusia dengan alam begitu terhubung satu sama lain. Manusia tanpa alam juga akan kesulitan dalam tumbuh dan berkembang di bumi"
JAKARTA – 'Manusia itu dari lahir sudah fitrahnya bersahabat dengan alam, namun bagaimana saat ia tumbuh dan berkembangnya saja mau kembali menyatu dengan alam atau tidak' begitu lah kalimat yang diucapkan oleh Lena Karolina, Co-Founder dari Kebun Pahlawan 10.
Lena bersama anak perempuannya sedang memetik cabai dan bunga telang yang ada di kebunnya. Meski terik sinar matahari siang itu begitu menyengat membuat tubuh bercucuran keringat, Lena bersama keluarga kecilnya memilih menghabiskan waktu bersama di kebun seluas kurang-lebih 200 meter dengan nama kebun pahlawan 10, kebun minimalis yang berdiri teduh di tengah wilayah perkotaan.
Sambil berjalan mengitari setiap sudut kebun, Lena dengan anak perempuannya yang bernama Marsha, memilah-milah kondisi tanaman yang dilewatinya. Beberapa tanaman ada yang baru tumbuh dengan umur sekitar dua bulan, beberapa juga ada yang tumbuh segar dan telah siap panen.
Baca Juga: Mensejahterahkan Warga, Bertani Menjadi Pilihan
“Kita sedang mengumpulkan bunga telang ini, nantinya di tanggal 14 April mau kita ekstrak untuk dijadikan sirup, asik ya,” Kata Lena saat ditemui di jalan Pahlawan nomor 10 RT 2 RW 10 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan oleh tim Jagadtani.id belum lama ini.
Lena sudah lebih dulu mengenalkan anak-anaknya untuk bersahabat dengan alam melalui kegiatan bercocok tanam sejak kedua anaknya masih usia dini.
Melalui latar belakang pendidikannya sebagai alumni di jurusan pendidikan guru sekolah dasar, ia dengan telaten mengajarkan segala hal tentang pertanian. Mulai dari pemilihan bibit, media tanam yang tepat, nama-nama tanaman, hingga bagaimana cara mengolah hasil panen sehingga bisa bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Baca Juga: Gawat! Indonesia Darurat lahan Pangan
Lena sadar bahwa alam tak bisa dipisahkan dari manusia. Manusia dengan alam begitu terhubung satu sama lain. Manusia tanpa alam juga akan kesulitan dalam tumbuh dan berkembang di bumi.
“Oksigen yang kita hirup saja dapat gratis dari alam. Kemudian tubuh kita membutuhkan asupan energi dan tentu bahan-bahan dasarnya juga dari olahan pertanian. Manusia itu dari alam, kembali kepada alam dan terus menerus akan begitu siklusnya,” jelas perempuan kelahiran tahun 1984 itu.
Tinggal di wilayah perkotaan tentu akan memudahkan orang-orang dalam menunjang kehidupan. Perkembangan infastruktur yang lebih maju dibandingkan di desa, fasilitas yang lebih memadai, nominal pendapatan yang jauh lebih tinggi, dan masih banyak alasan lainnya membuat masyarakat beramai-ramai pindah ke perkotaan.
Baca Juga: Teknologi Irigasi Dorong Semangat Millenial
Wilayah perkotaan tentu akan semakin masif dengan jutaan penduduk orang-orang Indonesia. Urbanisasi, Industrialisasi dan meningkatnya wadah perkembangan ekonomi, semakin mempersempit wilayah perkotaan. Bahkan tak dipungkiri, saat ini ikut menyingkirkan lahan pertanian dan perkebunan yang seharusnya masih tetap pada posisi utama sebagai penunjang kebutuhan manusia.
Lena dan keluarga kecilnya sebagai penduduk perkotaan tak ingin memudarkan rasa cinta mereka terhadap alam. Memanfaatkan lahan yang tak terpakai, ia bersama keluarganya menanam banyak jenis tanaman mulai dari tanaman refugia, tanaman cabai, timun, rosella, jahe, kangkung, tomat dan masih banyak lagi.
Beberapa tanaman tersebut ditanam sebagai penunjang kebutuhan pangan sehari-hari, jika lebih, mereka juga bisa menjual hasil panennya.
“Awalnya hasil panen ini untuk kami pribadi, tapi karena hasilnya melimpah kami jadi bisa menjualnya ke teman-teman yang membutuhkan sayuran alami. Bisa juga dibagikan secara gratis untuk teman-teman yang sedang membutuhkan,” ujarnya.
Baca Juga: Melindungi Perdagangan Bebas Spesies Laut
Mengandalkan konsep pertanian permakultur yaitu pertanian dengan tatanan kehidupan yang lestari, terus menerus, dan permanen.
Pertanian permakultur yang Lena terapkan pada kebunnya memegang erat prinsip keseimbangan dan berkelanjutan sehingga semua hasil panen merupakan tanaman organik dan alami tanpa campur bahan-bahan kimia.
Lena yang juga sebagai pendiri dari Suistainable Indonesia ini juga sadar bahwa perlu adanya edukasi berkelanjutan untuk masyarakat Indonesia mengenai alam khususnya dunia pertanian.
Tak muluk-muluk membuat lahan besar seperti para petani, mengolah lahan untuk kebutuhan pangan keluarga sehari-hari pun sudah cukup menjadi harapan besar bagi Lena.
Baca Juga: Waspada! Terorisme di Bidang Pertanian
“Kita juga membuka lahan ini sebagai tempat edukasi untuk teman-teman yang mau belajar tentang pertanian alam, skala umurnya bisa dari anak-anak bahkan sampai dewasa pun bisa berkunjung kesini,” jelas Lena.
Kebun Pahlawan 10 tak hanya sekedar nama belaka. Menggaungkan slogan mereka yang berbunyi 'Jadikanlah Hutan Dalam Kota' mengajak masyarakat untuk bisa menjadi pahlawan pertanian bagi wilayah perkotaan.
“Kita sama-sama untuk saling belajar yaitu untuk bertanam mulai dari sekarang. Tidak menyalahkan siapa-siapa karena dimulai dari kita sendiri apalagi kita di daerah perkotaan jadi tidak ada alasan untuk tidak bisa bertananam,” tutupnya.