Dorong Milenial Garap Pertanian Daerah
"Dengan harapan, generasi muda Indonesia dapat memenuhi kebutuhan sekitar 270 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor komoditas pertanian"
JAKARTA – Beberapa orang Indonesia masih menerapkan pekerjaan bertani dengan cara manual yang menyulitkan para pelakunya. Padahal, saat ini yang dibutuhkan oleh pertanian Indonesia adalah bukan lagi sistem pertanian yang bergantung pada tenaga kerja manual, melainkan sebuah gebrakan baru guna menerapkan sistem pertanian digital menyesuaikan era saat ini.
Dengan inovasi segar tersebut, generasi milenial diajak menggarap peluang berwirausaha pertanian di daerah-daerah sebagai upaya mendorong produksi pangan. Kaum muda yang mahir pada bidang digital bahkan dapat berkontribusi besar untuk mengembangkan pertanian desa menjadi sektor pertanian lebih menarik dan modern. Dengan harapan, generasi muda Indonesia dapat memenuhi kebutuhan sekitar 270 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani serta meningkatkan ekspor komoditas pertanian.
Baca Juga: Berani Jadi Pahlawan Pertanian Kota
Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widhi Arsanti mengatakan adanya peluang besar bagi generasi milenial dalam mengembangkan pertanian negara. Perlu digarisbawahi, sebetulnya tersedia menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 38 juta orang di Indonesia, namun hampir 80 persen petani Indonesia berusia di atas 45 tahun dan bukan diisi oleh generasi milenial.
"Sedangkan di Indonesia terdapat 65 juta pemuda dengan usia rata-rata 28 tahun yang dalam hal ini jumlah pemuda tidak sejalan dengan partisipasi pemuda di sektor pertanian. Rendahnya minat pemuda pada sektor pertanian menjadi tantangan, baik dalam pekerjaan maupun kewirausahaan, baik di on-farm maupun off-farm; dan setiap tahun jumlah petani menurun 500 ribu," kata Idha, mengutip dari Antara.
Perempuan yang lahir di Semarang Jawa Tengah ini menegaskan, "Kita membutuhkan 42.865.629 lebih pemuda untuk mengembangkan pertanian di era Industri 4.0, serta menggantikan petani tua, berdaya saing, lebih tanggap terhadap teknologi, lebih adaptif dan kreatif. Kaderisasi petani dengan dukungan pendidikan dan teknologi holistik merupakan salah satu solusi kunci," tegasnya.
Baca Juga: Panen Raya Petani Millenial Sukabumi
Lebih lanjut, perempuan kelahiran tahun 1973 ini mengatakan pentingnya tiga hal utama yang dibutuhkan dalam menyusun kebijakan strategis yaitu kolaborasi, inklusivitas, konstruktif. Beberapa upaya dilakukan untuk mendorong generasi milenial di daerah dimana ia mau bekerja dan memajukan pertanian desa, salah satunya melalui kegiatan workshop. Pemerintah berusaha mempromosikan praktik-praktik terbaik yang mendukung ketertarikan generasi milenial agar ikut terjun ke sektor pertanian. Pemerintah juga memberikan gambaran peluang, tantangan dalam apabila adanya keterlibatan pemuda di sektor pertanian.
Baca Juga: Suka Duka Menjadi Petani Millenial
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo berharap akan adanya kontribusi dari masyarakat yang dapat meningkatkan sumber daya manusia dalam sektor pertanian Indonesia. Syahrul mempersiapkan penciptaan 2,5 juta wirausaha pertanian milenial pada tahun 2024. Dengan demikian memfokuskan pada generasi muda yang tinggal di daerah perdesaan menjadi jawaban utama. Sebab, selain pembentukan ekosistem strategis yang mendukung seperti penggunaan teknologi 4.0, pemasaran digital, akses finansial, dan penggunaan teknologi modern pascapanen.
Berdasarkan data dari Buku Data Produktivitas APO (2020), diketahui bahwa sektor pertanian masih mendominasi di sebagian besar negara Asia-Pasifik, menyumbang 31 persen dari total lapangan kerja pada tahun 2018, diikuti oleh manufaktur sebesar 16 persen dan jasa sebesar 16 persen. Mayoritas penduduk berbasis pertanian ini bertempat tinggal di daerah perdesaan, dan inilah alasan mengapa pertanian merupakan salah satu sumber utama lapangan kerja bagi kaum muda.
Baca Juga: Budidaya Gurame Ala Petani Millenial