• 22 November 2024

KKP Ciptakan Kincir Air Tambak

uploads/news/2021/04/kkp-ciptakan-kincir-air-63680365827bfb4.jpg

"Pentingnya penggunaan kincir air dalam budidaya ikan dan udang, terutama yang dilakukan secara intensif ternyata membawa permasalahan tersendiri"

Jakarta - Budidaya udang menjadi salah satu primadona di kalangan pelaku usaha perikanan saat ini. Melihat pesatnya perkembangan usaha budidaya udang, berbagai teknologi pun terus dikembangkan. Salah satunya adalah inovasi kincir air tambak yang dikembangkan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Jawa Timur. Satuan pendidikan ini berada di bawah Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi agar terjadi keseimbangan ekosistem perairan tambak. Kincir air berperan dalam menyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah.Pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga menstabilkan kualitas air.

Kepala Badan Riset dan SDM KKP Sjarief Widjaja dalam rilis di Jakarta, Senin, menyatakan, inovasi tersebut untuk mendukung tiga program terobosan KKP pada Tahun 2021-2024. Ketiga terobosan tersebut, ujar dia, pertama adalah peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sumber daya alam perikanan tangkap untuk peningkatan kesejahteraan nelayan.

Baca Juga: Mutiara, Lele Bermutu Tiada Tara

Kedua, lanjutnya, adalah pengembangan perikanan budidaya untuk peningkatan ekspor. Sedangkan ketiga adalah pembangunan kampung-kampung perikanan berbasis kearifan lokal. "Inovasi kincir tambak Politeknik KP SIdoarjo khususnya mendukung poin kedua dan ketiga," katanya.

Ia memaparkan, kincir air merupakan salah satu sarana budidaya perikanan yang memiliki peran sangat penting dalam menciptakan kondisi agar terjadi keseimbangan ekosistem perairan tambak.

Kincir air, masih menurut dia, berperan dalam menyuplai oksigen perairan tambak dan membantu dalam proses pemupukan dan pencampuran karakteristik air tambak lapisan atas dan bawah. Pengoperasian kincir air juga membantu dalam membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dasar tambak sehingga menstabilkan kualitas air.

Baca Juga: Program BPAN Bantu Sejahterakan Nelayan

"Pentingnya penggunaan kincir air dalam budidaya ikan dan udang, terutama yang dilakukan secara intensif ternyata membawa permasalahan tersendiri. Kincir air yang ada dipasaran harganya relatif mahal dan biaya operasional dan perawatannya besar," ucapnya.

Melihat kondisi ini Politeknik KP Sidoarjo membuat inovasi teknologi kincir air hemat energi dari bahan lokal yang ada di sekitar, sehingga apabila ada kerusakan maka perawatannya ringan dan suku cadangnya mudah didapat.

Menurut Direktur Politeknik KP Sidoarjo Muhammad Hery Riyadi Alauddin, kincir yang dikembangkan tersebut tingkat kandungan komponen dalam negerinya di atas 50 persen.

Baca Juga: Pemanfaatan Embung Untuk Budidaya Ikan

"Kontruksi kincir air ini memiliki penggerak motor listrik dengan komsumsi daya 0,5 HP 1 phase, di mana gear dan rantai sebagai transmisi daya mampu mereduksi putaran mesin dari 1400 rpm menjadi 110 rpm," paparnya. Selain itu, ujar dia, upaya pengembangan terus dilakukan dengan menggandeng pihak lain.

Sebelumnya, pada 3 Maret 2021, Politeknik KP Sidoarjo menandatangani kerja sama berupa nota kesepahaman dengan PT. Barata Indonesia (Persero) pada Pameran Nasional Bangga Buatan Indonesia di The Mandalika Lombok, Nusa Tenggara Barat. Rencananya kincir air tersebut akan digunakan untuk mendukung program perikanan budidaya secara nasional, terutama budidaya udang.

Baca Juga: KKP Gencarkan GERPARI Melalui Pelatihan

Selain itu, menurut Hery Riyadi, kincir air tambak hemat energi ini telah didaftarkan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Sentra Hak Kekayaan Intelektual KKP untuk mendapatkan paten. Kincir ini juga sedang diproses untuk mendapatkan Sertifikasi Standar Nasional Indonesia dari Badan Sertifikasi Nasional

Related News