• 22 November 2024

“Jangan Malu Menjadi Petani”

uploads/news/2019/11/-jangan-malu-menjadi-petani--492102b0510c528.jpg

Awalnya menjadi petani, tetapi dari petani harus naik menjadi pengusaha jagung.

BANGKA TENGAH - Bupati Bangka Tengah, H. Ibnu Saleh, bangga dengan para petani jagung di Desa Cambai Selatan, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, yang sukses menanam jagung.

“Awalnya menjadi petani, tetapi dari petani harus naik menjadi pengusaha jagung. Melihat usaha yang dicapai petani, lumayan signifikan. Profesi petani harus berganti dengan wiraswasta pengusaha jagung,” kata Ibnu Saleh, Minggu (10/11).

Dirinya juga mengaku sangat bangga melihat para petani jagung di Bangka Tengah sangat antusias mengembangkan usahanya. Katanya, hal itu sejalan dengan program pemerintah daerah.

“Saya merasa sangat bangga sekali melihat hasil panen yang luar biasa ini, dan ini sesuai dengan program pemerintah daerah, yaitu Bersama Membangun Ekonomi Rakyat. Kita terus memberikan bantuan kepada petani berupa bibit, pupuk, dan sarana prasarana pertanian, kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani,” ungkapnya.

Dirinya juga berpesan kepada masyarakat, agar jangan malu menjadi petani. Menurutnya, petani merupakan salah satu komponen pengendali harga hasil pertanian di pasar lokal. Petani juga orang yang berjasa dalam keberlangsungan ekonomi rakyat.

“Jangan malu menjadi Petani, karena petani adalah orang yang paling berjasa dalam pengendalian harga hasil pertanian. Semua komoditas di datangkan dari luar Bangka Belitung. Misalnya dari Sumatera Selatan. Otomatis harganya semakin mahal, rakyat juga pasti menjerit. Nah, untuk itu semua harus dimaksimalkan, karena semakin tinggi produksi petani lokal, semakin rendah harga di pasaran. Seperti yang diprogramkan pemerintah Besame Rakyat Bateng,” jelasnya.

Darman, petani jagung Desa Cambai Selatan, mengaku Jagung merupakan salah komoditas yang menggiurkan untuk ditekuni menjadi usaha tetap.

“Kalau menurut Saya pribadi, dari petani memang harus menjadi pengusaha jagung seperti yang di arahkan Bupati Bateng, seperti yang ada dalam program Ibnu Saleh Besame Rakyat,” katanya.

Ia membuktikan keseriusannya sebagai petani jagung, dengan menanam jagung jenis Bisi di lahan seluas empat hektare. Sebab kebanyakan jagung yang di produksi, digunakan untuk pakan ternak atau sering disebut jagung Pipih.

“Awalnya kebun jagung saya hanya dua hektare. Untuk panen sekarang sudah Saya kembangkan menjadi tiga hektare, dan ke depan ditambah lagi menjadi empat hektare, terus untuk jenisnya Jagung Pipih Bisi,” kata Dia.

Darman juga menyebut, butuh keseriusan dan keyakinan kuat dalam bercocok tanam. Sebab, modal bercocok tanam jagung yang di keluarkan nilainya cukup besar, yakni mencapai Rp15 juta hingga Rp18 juta per hektare, mulai dari penggarapan lahan hingga panen.

“Kalau ragu-ragu, modal habis bertani gagal. Alhamdulillah, dari awal kami tidak ragu, karena kami mendapatkan penyuluhan dari Pemkab Bateng melalui program Ibnu Saleh Besame Rakyat. Saya juga mengajak untuk menanam jagung pipih, kalau mau belajar, silakan datang ke sini. Sesama petani, Saya siap memberi ilmunya,” pungkasnya.

Related News