Jokowi Tinjau Panen di Malang
"saya berharap ketahanan pangan kita, kedaulatan pangan kita betul betul bisa kita raih tanpa harus impor dari negara lain"
JAKARTA - Presiden RI Jokowi bersama Ketua DPR RI, Puan Maharani meninjau lokasi panen raya padi di Kabupaten Malang, Jawa Timur guna membuktikan langsung kondisi perberasan nasional hasil panen awal tahun 2021 ini. Alhasil, produksi padi di lokasi panen memuaskan hingga mencapai 12 ton gabah kering panen (GKP) perhektar, sehingga ke depan dengan perhitungan stok dan kebutuhan yang matang secara nasional, dipastikan tidak ada impor beras.
"Siang hari ini saya ada di Malang untuk melihat panen dan tanam. Saya juga akan melihat penggilingan dan ingin memastikan bahwa produksi padi pada panen yang ada betul betul bisa memenuhi kebutuhan rakyat," ujar Presiden yang didampingi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, Ketua DPR RI Puan Maharani, Gubernur Jatim dan sejumlah Bupati.
Baca Juga: Perkembangan Food Estate Kalteng Menggembirakan
Menurut Presiden, keberhasilan panen dan tanam tahun ini akan menentukan perhitungan berapa kebutuhan rakyat secara detail. Segingga, kata dia, ke depan Indonesia tidak perlu melakukan impor atau bergantung pada negara lain.
"Sehingga benar benar ada padinya yang dipanen, kemudian nanti muncul produksi menjadi beras, maka kepastian mengenai jumlah itu bisa dikalkulasi dan dihitung. Oleh sebab itu kita tidak perlu impor. Tapi ingat itung-itungannya harus pasti karena ini menyangkut masalah perut rakyat," katanya.
Baca Juga: Industri Cokelat Akan Meningkat Pesat
Presiden mengatakan, berdasarkan laporan yang ada, saat ini para petani sedang membutuhkan alat mesin produksi baik traktor maupun combine harvester. Ia berjanji kebutuhan tersebut akan segera dipenuhi untuk mendukung jalannya produksi.
Sebagai informasi, Kabupaten Malang adalah salah satu Kabupaten yang memiliki potensi besar pada sektor pertanian, terutama pada tanaman pangan. Secara rinci, Bulan April ini Kabupaten Malang memiliki potensi luas panen padi hingga 6.441 hektare dengan estimasi produksi 45.774 ton GKG.
Baca Juga: FAO: Pertanian Indonesia Luar Biasa
Sedangkan untuk Bulan Mei mendatang potensi luas panen di sana diperkirakan mencapai 4.829 hektare dengan estimasi produksi 34.243 ton GKG dan harga rata rata gabah mencapai 4600 perkilogram atau 5600 untuk GKG.
Sebagai gambaran, selama ini produksi pangan Jawa Timur, telah berperan besar menjamin ketersediaan pangan secara nasional, terutama untuk 16 provinsi bagian timur Indonesia. Di Jawa Timur sendiri lumbung pangan andalan sudah ditunjukkan oleh Ngawi, Lamongan, Bojonegoro dan Ponorogo.
Baca Juga: KKP Amankan Alligator di Tarakan
Adapun secara geografis, ebagian besar wilayah di Jawa Timur memang berpotensi menjadi lumbung pangan, fakta tersebut membuktikan bahwa Jawa Timur layak dinobatkan sebagai penghasil beras terbesar di Indonesia. Prestasi tersebur juga didukung oleh Data Pangan Provinsi Jawa Timur tahun 2020, dengan luas panen mencapai 1,761,881 ha, produksi padi di daerah ini dapat mencapai 10.022.386 ton GKG atau setara dengan 5,757.316 ton beras.
"Sekali lagi saya berharap ketahanan pangan kita, kedaulatan pangan kita betul betul bisa kita raih tanpa harus impor dari negara lain," tutup Jokowi.
Baca Juga: Menengok ke Pusat Perbenihan Hutan