• 22 November 2024

Pertanian Unik dari Seluruh Dunia

uploads/news/2021/05/pertanian-unik-dari-seluruh-541829f9d539fc5.jpg

"Dengan mempelajari metode tradisional dan berkelanjutan yang digunakan selama bertahun-tahun oleh para petani di seluruh dunia, bumi akan semakin membaik dengan ditumbuhi pertanian yang berkelanjutan"

JAKARTA – Bertani biasanya dilakukan di lahan-lahan terbuka, di dalam ruangan, gedung tertutup dan atas tanah. Beberapa orang meyakini, perlu adanya lahan-lahan yang optimal untuk mendukung jalannya kegiatan bertani. Namun, di beberapa negara, terdapat beberapa cara bertani yang cukup unik.

Hal ini membuktikan bahwa cara bertani bisa dilakukan dengan metode yang tak monoton dan tak menutup kemungkinan dapat terealisasi dengan baik. Dekade Restorasi Ekosistem PBB menyoroti betapa semakin sehat ekosistem kita, semakin sehat pula planet bumi. Dengan mempelajari metode tradisional dan berkelanjutan yang digunakan selama bertahun-tahun oleh para petani di seluruh dunia, bumi akan semakin membaik dengan ditumbuhi pertanian yang berkelanjutan.

Baca Juga: Hari Buruh di Mata Petani Millenial

Sistem Pertanian Tanah Lereng Curam Nishi-Awa, Jepang

Meskipun daerah di lereng gunung Shikoku, Jepang dianggap tidak cocok untuk budidaya karena posisinya yang curam, para petani disana membuktikan bahwa dugaan tersebut tak benar dengan mengembangkan cara bertani yang unik.
Mereka membangun dinding batu sebagai tambahan untuk mengurangi tanjakan yang curam dan memanfaatkan praktik mulsa untuk mengurangi erosi tanah, sehingga para petani disana dapat membiarkan lereng gunung tetap utuh. Kalau Sahabat Tani belum tau apa itu mulsa, mulsa adalah suatu material penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.

Meskipun setiap area budidaya pertanian kecil, banyak variasi padi-padian dan sayuran ditanam. Dikelilingi oleh hutan, sistem ini juga merupakan bagian dari koridor ekologi satwa liar yang berkontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati dalam ekosistem.

Baca Juga: Keunikan Pertanian di Papua

Shimbwe Juu Kihamba Agro-forestry, Tanzania

Sistem Kihamba tradisional, di lereng Gunung Kilimanjaro, dikenal karena metode pertaniannya yang mengesankan karena sistem tanam di daerah ini menyesuaikan dengan lingkungannya yang dikenal cukup sulit untuk bertani.
Masyarakat lokal membangun sistem pertanian bertingkat yang mencakup empat lapisan utama vegetasi. Lapisan paling atas dari vegetasi dibentuk oleh pohon-pohon dengan jarak yang jarang yang memberikan keteduhan, obat-obatan, pakan ternak, buah-buahan dan kayu. Di bawah pohon-pohon ini, banyak varietas pisang ditanam dan bersama-sama dengan semak kopi dan sayuran, menyediakan makanan bagi masyarakat setempat. Sistem pertanian yang mereka lakukan ini disebut sebagai sistem multilayer.

Nah Sahabat Tani, sistem multilayer ini memaksimalkan penggunaan lahan yang terbatas untuk menyediakan berbagai macam makanan sepanjang tahun. Tumpang sari bersama dengan pengelolaan hama ramah lingkungan membantu menjaga keanekaragaman hayati dan kesehatan tanah daerah tersebut.

Baca Juga: Teror Misteri Hewan Penghisap Darah

Kebun Kurma Tradisional Cina Jiaxian, Cina

Jujube, juga disebut kurma Cina, adalah spesies buah unik asli Cina. Cara bertani yang telah dikembangkan selama berabad-abad untuk menanam buah ini menggunakan sistem pertanian yang ramah iklim.

Pohon Jujube digunakan sebagai naungan untuk mengurangi penguapan dari tanah dan ditumpangsarikan dengan sayuran, anggur, pir, apel dan pohon aprikot untuk memberi nutrisi dan mata pencaharian bagi masyarakat setempat.
Pohon Jujube, dengan jaringan akarnya yang luas, memainkan peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati. Kemudian, pohon ini mampu mencegah erosi tanah dan memiliki struktur yang kuat sehingga tahan dari angin dan badai pasir.

Baca Juga: Alasan Vita,in C dikonsumsi Tiap Hari

Sistem Pohon Zaitun Kuno di Taula del Sènia, Spanyol

Di Taula del Senia, Spanyol bagian timur, 5.000 pohon zaitun purba, banyak di antaranya berusia antara 1.000 dan 2.000 tahun, tersebar di pedesaan. Faktanya, pohon zaitun berusia ribuan tahun di kawasan ini banyak sekali dan dikenal sebagai pohon zaitun tertinggi di dunia loh.

Masyarakat lokal yang tinggal di tengah harta karun ini bergantung pada pohon untuk pendapatan dan mata pencaharian mereka. Namun kegiatan ekonomi, seperti produksi minyak dan agrowisata, dilaksanakan selaras dengan alam. Banyak dari teknik budidaya dan produksi minyak saat ini berasal dari zaman Romawi dan Arab kuno dan telah diturunkan dari generasi ke generasi. Semua bagian tanah digunakan dan pohon zaitun kuno yang tidak lagi menghasilkan diidentifikasi dan dipulihkan.

Baca Juga: Indonesia jadi Raja Kakao Dunia

Related News