• 14 December 2024

Jamu Joss Ala Petani Kendal

uploads/news/2021/05/jamu-joss-ala-petani-24964527e83210f.jpg

"prosesnya yang sangat mahal dan telaten"

KENDAL - Jamu berasal dari kata “jampi” atau “usodo” yang memiliki arti menyembuhkan dengan ramuan. Secara empiris jamu telah tumbuh dan berkembang secara turun temurun sebagai salah satu cara perawatan kesehatan di lingkungan keluarga ataupun masyarakat dengan menggunakan bahan-bahan tanaman yang tumbuh di sekitarnya.

Pada saat ini jamu telah menjadi brand Indonesia, dan banyak masyarakat yang beralih ke obat herbal/jamu karena lebih aman dan minim efek samping. Salah satu jamu andalan di Desa Gondang, Kendal, Jawa Tengah yaitu jamu instan dari Herba 3 Sehat. 

Baca Juga: Sulap Kunyit jadi Minuman Kekinian

Pemilik Herba 3 Sehat, Muhamad Al Furqon menjelaskan produk jamunya sangat beda dari prosuk jamu lain di pasaran. "jelas produk kami berbeda, sangat original, higenis, tidak ada bahan campuran kimia sedikit pun, warna merahnya pewarna alam dari kayu secang, manisnya dari kayu manis," Tuturnya.

Ia juga menjelaskan proses cara pembuatan jamu dari mulai bahan-bahan mentah sampai menjadi serbu instan. "prosesnya yang sangat mahal dan telaten karena rimpang ini diparut kemudian diperas ampasnya karena kita nggak pake ampasnya, lalu didiamkan minimal satu malam nanti tepungnya jatuh kebawah lalu airnya yang murni itulah yang kita masak sampai nanti mengkristal menjadi serbuk," Jelasnya.

Baca Juga: Tips Mudah Membuat Jamu Pahitan

Furqon mengaku idenya membuat toko jamu herbal ini adalah karena mellihat keluarganya yang sering sakit dan harus ke rumah sakit terus menerus jadi ia berpikir bagaimana caranya agar jika ada anggota keluarga yang sakit tidak harus ke rumah sakit tetapi cukup minum obat tanpa campuran bahan kimia seperti jamunya ini. 

"karena rasa naluri kesehatan, memang pengen punya jamu atau herbal karena keluarga sering banyak yang sakit jadi kita sering ke rumah sakit jadi solusinya gimana kalau kita pakai herbal saja," Tambahnya. 

Baca Juga: Cegah Asam Urat dengan Sidaguri

Untuk pemasaran, saat ini Furqon masih memalui offline saja. "pemasaran masih offline, wilayah setempat lewat relasi sampai ke luar kota ke Jakarta sampai Sumatera dan memang kendala utama belum sampai merambah ke online. kalau produksinya satu bulan ini bisa sampai 100 kg," Pungkasnya

Furqon juga mengaku bahan-bahan yang ia dapatkan hanya mengandalkan dari petani sekitar. "bahan-bahannya yang kita produksi ini langsung dari petani desa setempat," Tutupnya.

Baca Juga: Mudahnya Menanam Kencur di Polybag

Related News