Cuan, Harga Sawit Melonjak Tajam
“Setelah pada awal pekan di prediksi bakal terkoreksi seiring minimnya katalis dan sentimen kasus COVID-19 di India yang semakin memburuk, harga CPO malah berhasil melonjak tinggi,”
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) melonjak tajam pecan ini dan mencatat rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Kantor Dinas Perkebunan Riau menyebutkan pemicu kenaikan harga ini disebabkan oleh meningkatkanya harga CPO di Negeri Jiran, Malaysia.
“Setelah pada awal pekan di prediksi bakal terkoreksi seiring minimnya katalis dan sentimen kasus COVID-19 di India yang semakin memburuk, harga CPO malah berhasil melonjak tinggi,” tegas Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran, Kantor Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja, mengutip dari Antara.
Baca juga : Semangat Petani Kopi Cianjur
Dalam satu pekan ini, harga CPO di Bursa Malaysia meroket 10,26%. Tercatat, kenaikan mingguan tertinggi sejak September 2015.
Alasan kenaikan harga CPO dipicu oleh kekurangan pasokan di tengah peningkatan konsumsi minyak goreng dunia. Sebagaimana diketahui, kelapa sawit seringkali digunakan untuk beragam keperluan sehari-hari, dari coklat hingga sabun sehingga permintaan komoditas ini makin dibutuhkan di seluruh dunia.
Pasokan yang berkurang membuat harga CPO melonjak. Malaysian Palm Oil Board mencatat produksi CPO Negeri Harimau Malaya pada Februari 2021 adalah 1,1 juta ton. Turun 1,85% dibandingkan bulan sebelumnya dan 14,19% dari periode yang sama tahun lalu.
Lebih lanjut Defris mengatakan, harga kontrak (futures) CPO berhasil melonjak 14,45 persen dan kembali menembus level psikologis RM 4000/ton. Selain itu, pelemahan nilai tukar ringgit Malaysia juga menjadi penyebab kenaikan harga. Depresiasi ringgit membuat CPO lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain sehingga permintaan meningkat.
Baca juga : Gajah, Hewan Perasa yang Cerdas
Jika tren kenaikan harga CPO terus berlanjut, maka Indonesia akan diuntungkan. Sebab, CPO adalah salah satu komoditas ekspor utama Tanah Air.
Pada Januari 2021, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati (yang didominasi oleh CPO) adlaah US$ 2,36 miliar. Menempati peringkat pertama dengan pangsa 16,36% dari total ekspor non-migas.
Pada faktor internal, pemicu kenaikan harga CPO pada periode ini disebabkan karena adanya kenaikan harga jual dan kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
Baca juga : Cianjur Untung Besar Budidaya Udang
“Untuk harga jual CPO, dari PT PTPN V naik sebesar Rp 318,40/Kg, PT Sinar Mas Group naik sebesar Rp 176,59/Kg, PT Asian Agri Group naik sebesar Rp 296,52/Kg, PT Citra Riau Sarana naik sebesar Rp 327,80/Kg dari harga minggu lalu,” tutupnya.