Misteri Kematian Antelop di Kazakhstan
“Saiga sebagai salah satu dari lima spesies kijang yang sudah terancam punah, dengan populasi sekitar 124.000 orang dewasa.”
Jakarta – Saiga merupakan salah satu hewan langka berkerabat dengan kijang, domba, kerbau, sapi, dan banteng terancam punah. Saat dilihat sekilas, satwa ini terlihat mirip seperti kijang sebab memiliki tanduk berbentuk seperti ranting pohon. Namun, jika dilihat secara detail, tentu sangat berbeda. Hewan jenis ini memiliki hidung besar dan bulat seperti belalai yang tidak menjulur.
Baca juga: Si Kerdil Dari Pulau Bawean
Baru-baru ini Kazakhstan melaporkan, sekitar 350 antelop saiga yang terancam kritis telah terbunuh, diduga akibat adanya sambaran petir setelah penduduk desa menemukan tubuh mereka di tanah stepa atau padang rumput bagian barat negara tersebut.
Beberapa dari antelop yang mati ialah induk dan anak-anaknya. Sebelum mati, antelop menunjukkan gejala-gejala seperti diare, depresi, serta mulut berbusa.
Baca juga: Teror Harimau Sumatera Ancam Petani
"Mereka mengalami masalah pernapasan, tidak bisa bernapas dengan mudah. Mereka berhenti makan dan sangat depresi. Induk mati dan anak sangat tertekan hingga akhirnya ikut mati sehari atau dua hari kemudian," tutur Richard Kock dari Royal Veterinary College di London.
Penemuan itu datang pada saat musim saiga melahirkan, yang telah dikenal masyarakat karena khas hidung bulatnya. Kementerian ekologi Kazakhstan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa petir adalah kemungkinan besar penyebab kematian mereka "karena ada jejak sambaran petir pada bangkai," pungkasnya seperti melansir dari Arab News.
Baca juga: Dibalik Kerasnya Tanduk Rusa
International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebagai referensi ilmiah untuk satwa liar yang terancam, mencantumkan saiga sebagai salah satu dari lima spesies kijang yang sudah terancam punah, dengan populasi sekitar 124.000 orang dewasa.
Kazakhstan sebagai rumah bagi sebagian besar hewan, termasuk wilayah Kalmykia Rusia dan Mongolia yang telah menampung populasi hewan jauh lebih kecil.
Pada tahun 2015, sekitar 200.000 antelop saiga dihapuskan. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa hewan tersebut sebagai pembawa bakteri hidung yang menyebar dalam kondisi cuaca hangat dan lembab.
Baca juga: Satwa Liar Kunci Keberhasilan Pembangunan
Dalam survei udara pada 2019, Kazakhstan mengatakan populasi banyaknya saiga diperkirakan lebih dari 330.000 individu. Sampai saat ini, perburuan liar merupakan ancaman yang terus-menerus menghantui negara tersebut. Dengan banyaknya jumlah permintaan tanduk saiga yang digunakan sebagai pengobatan tradisional Cina. Para pemimpin Kazakhstan berjanji untuk menindak kejahatan itu setelah dua penjaga negara tewas oleh pemburu liar pada 2019.