"Spesies baru kita perkirakan ada 50 spesies dari semua takson diluar botani dan maritim. Ini khusus zoologi sekitar 50..”
JAKARTA – Sebanyak 50 peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 27 peneliti tim biologi dan teknisi luar negeri bergabung dalam sebuah penelitian di Kaimana, Papua untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati yang ada ditempat terpencil itu.
Eksplorasi Penelitian yang dinamakan Ekspedisi Lengguru 2014 ini bekerja sama dengan I Institut de Rechere Pour Le Developpement (IRD), Akademi Perikanan Sorong, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kaimana, Universitas Papua, Universitas Cendrawasih dan Universitas Musamus.
Dalam ekpedisi tersebut, para peneliti ternyata memperoleh beberapa spesies baru. Para peneliti menemukan ada sekitar 50 spesies hewan baru dari taksonomi beragam di wilayah Kaimana, Papua.
"Spesies baru kita perkirakan ada 50 spesies dari semua takson diluar botani dan maritim. Ini khusus zoologi sekitar 50. Kita sebutkan ada 1400 spesimen dimana didominasi oleh spesimen botani, " kata salah satu Peneliti bidang Mamal LIPI, Gono Semiadi, mengutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Baca juga : Fungsi Kaki Sakti Kupu-Kupu
Beberapa jenis spesies baru yang ditemukan diantaranya dari keluarga serangga, yakni 4-5 spesies dan subspecies (ssp) endemik Papua, 37 spesies dan 9 ssp endemik Capung Papua, 2 genus spesies baru jangkrik, 10 spesies amfibi baru dimana salah satunya dinamakan katak bermulut sempit. Jangkrik 100-150 spesies. Dugaan ada 2 genus dan spesies jenis baru, 20 spesies kelelawar dan tikus 8 spesies di mana 4 diantaranya merupakan unidentified spesies, spesies baru burung, dan lainnya terdiri dari biota laut. Gono Semiadi mengatakan penentuan spesies baru itu berdasarkan penglihatan secara kasat mata dan hasil dari uji coba di laboratorium hewan.
"Sebagian besar kami sudah ahli, jadi kami bisa melihat, spesies ini, spesies ini. Itu sudah kita lihat. Antara kasat mata dan kemudian kita uji dilaboratorium. Ketika dilaboratorium, disana banyak proses analisa yang memerlukan banyak pembedahan untuk dilihat tengkoraknya, abdomennya, " ungkapnya.
Dia menjelaskan hasil penelitian ini akan diberikan kepada pemda setempat untuk pengembangan wilayah green ekowisata dan Hydro Electrical Potential.
"Ini berguna untuk penentuan kawasan-kawasan yang betul-betul masih belum terganggu dan dengan karakteristik sungai yang lebar, dan aliran deras ada potensi untuk dikembangkan Hydro Electrical Potential menggunakan aliran deras untuk listrik, " jelasnya.
Baca juga : Kehormatan Ayam Jago Tottenham Hotspur
Sebelumnya, ekpedisi juga pernah dilakukan oleh tim biologi LIPI dengan nama Ekspedisi Widya Nusantara (Ewin) yang menjelajahi Kepulauan Raja Ampat, khususnya Waigeo dan Taman Wisata Alam Sorong Papua Barat memperoleh beberapa spesies baru.
"Dari total 554 tanaman yang dikumpulkan dari area konservasi ini ditemukan beberapa spesies yang diduga baru termasuk spesies Cyrtosperma dan 72 spesies koleksi baru Kebun Raya Indonesia, " kata Deputi Ilmu Kebumian LIPI Herry Harjono, mengutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Lebih lanjut, para peneliti menemukan lima spesies tanaman endemik di Kepulauan Waigeo yakni Guioa waigeoensis, Alstonia beatricis, Calophyllum parviflorum, Scefflera apiculata dan Nepenthes denseri, serta 42 spesies endemik Guinea Baru.
"Semua spesies yang dikumpulkan dari penjelajahan tim biologi konservasi ini akan menambah koleksi kebun raya Indonesia, baik untuk Kebun Raya Bogor, Cibodas, Purwodadi dan Kebun Raya Bali di Bedugul, " jelas Herry.
Baca juga : Kenapa Puyuh Tidak Bisa Terbang
Tak hanya itu, setelah tim botani EWIN melakukan eksplorasi ke Kepulauan Raja Ampat, ditemukan lebih dari 500 jenis yang terdiri atas 50 famili tumbuhan tingkat tinggi, yaitu 164 nomor koleksi paku-pakuan, 195 nomor jenis jamur, 19 nomor jenis lumut, dan 11 nomor galls.
"Beberapa jenis merupakan koleksi baru herbarium, dan dugaan spesies baru seperti Osmoxylon sp nov," tutupnya.