• 28 March 2024

Dari Boyolali Menuju Istana

Indonesia punya lebah madu yang tak kalah dengan lebah madu Australia, namanya lebah madu Jawa.

 

BOYOLALI - Sahabat tani ada yang suka madu? Ya, madu merupakan salah satu bahan pangan yang menyehatkan dan berasal dari lebah. Biasanya, kebanyakan orang akan lebih mengembangbiakan spesies lebah madu asal Australia yang bisa menghasilkan banyak madu dalam sekali panen.

Namun, hal ini tidak dilakukan oleh Sri Mardiyati, guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Boyolali, yang lebih menyukai mengembangkan lebah Jawa yang merupakan salah satu spesies yang mulai langka di Boyolali. Meneruskan usaha yang memang sudah digeluti keluarganya, Sri mengembangkan madu ini dengan dibantu oleh dua pekerjanya yang telah bekerja sejak usaha ini masih dipegang oleh keluarganya.

Saat ini, di rumahnya terdapat sekitar 100 kotak sarang lebah yang diisi oleh lebah madu asli pulau Jawa. Lebah yang sensitif ini, menurut Sri, perlu dirawat secara khusus, jika tidak maka lebah ini akan meninggalkan sarang buatan yang telah dibuat. Sri juga mengungkapkan jika ia sengaja tidak memberi cat atau mempercantik kandang sarang lebah tersebut.

“Jadi, saya pernah buat kandangnya itu dipercantik, dicat gitu. Tetapi malah lebahnya pada kabur, tidak kembali lagi. Karena lebah ini termasuk jenis lebah yang sangat sensitif sekali, makanya kandang saya biarkan apa adanya saja seperti ini,” ungkap Sri.

Dalam sekali panen, satu buah kandang lebah Jawa ini hanya mampu menghasilkan madu sebanyak 200 ml saja. Karena hasilnya yang tidak banyak, maka Sri pun mematok harga madunya sebesar Rp150 ribu untuk isi 200 ml.

Walau relatif mahal, namun rasa khas madu lebah Jawa sangat berbeda dengan kebanyakan madu yang ada di pasaran. Madu lebah Jawa memiliki rasa manis dan tekstur yang kental serta tidak membuat sakit tenggorokan, menjadi daya tarik tersendiri bagi pera pembeli yang kebanyakan berasal dari petinggi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga lingkungan Istana Negara, Jakarta.

Meski banyak yang menyukai madu ini, namun Sri tidak terlalu mengejar keuntungan. Pembelajaran kenegaraan yang diajarkan melalui lebah madu Jawa ini membuat Sri masih mempertahankannya. Ia sering kali mengundang anak didiknya untuk datang ke rumahnya untuk memberi pelajaran dan mengenalkan lebah madu Jawa kepada kalangan muda.

“Jujur saja, saya tidak benar-benar mengkomersilkan madu ini, kalau ada yang beli ya saya layani, tapi kalau tidak, ya tidak apa-apa. Yang penting, lebah ini bisa kita kenalkan ke anak-anak muda. Apalagi, sekarang semakin langka lebahnya. Makanya ini saya jadikan pembelajaran saja untuk anak-anak,” kata Sri. 

Related News