• 22 November 2024

Milenial Tembus Omset Ratusan Juta

uploads/news/2021/05/milenial-tembus-omset-ratusan-695973a4954d57a.jpg

"Sofyan Adi mengaku, usahanya ini mampu beromset 200 juta rupiah per bulan"

JAKARTA – Siapa bilang menjadi petani tidak mampu memiliki ekonomi yang menjanjikan?

Pasalnya, hal tersebut dibuktikan oleh kelompok tani Citra Muda. Sofyan Adi bersama anggotanya, patut diacungi jempol karena mampu melejitkan pemasaran online Sayuran Organik Merbabu (SOM). Perusahaan milik petani milenial itu terus melebarkan sayap untuk memenuhi permintaan sayuran organik di berbagai daerah mulai dari pulau Jawa hingga pulau Kalimantan.

Seperti diketahui, sayuran organik memiliki peminat yang cukup tinggi sebagai bahan makanan paling berkualitas saat pandemi Covid-19 sehingga menjadi salah satu kebutuhan yang ramai diburu masyarakat.

Sofyan Adi mengaku, usahanya ini mampu beromset 200 juta rupiah per bulan. Kesuksesan ini tidak terlepas dari dukungan penuh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui bimbingan teknis dan berbagai bantuan kebutuhan operasional usaha tani seperti alsintan, cold storage, bangsal pasca panen dan klinik tanaman.

Baca juga : Strategi kelola Hiu dan Pari

Tak hanya itu, Kementan mendukung SOM menjadi salah satu lokasi pengembangan Agroeduwisata. Berbagai Fasilitas seperti modern greenhouse irrigation di berikan untuk membantu SOM melebarkan sayap lebih pesat lagi.

“Akan kita kawal dan berikan bimbingan terus SOM, ini potensi yang harus didukung penuh,” ungkap Direktur Jenderal Hortikultura Hortikultura Prihastyo Setyanto, mengutip dari laman resmi Direktorat Perlindungan Holtikultura Kementerian Pertanian.

Baca juga: Langkah Mendorong Industri Pengolahan Ikan

Saat ini terdapat sekitar 70 komoditas hortikultura yang diproduksi SOM, dan hampir 50 jenis komoditas masih terus berjalan. Tujuh puluh komoditas tersebut telah tersertifikasi INOFICE, sehingga kualitas produk organik dari SOM memiliki kualitas yang aman dikonsumsi. Produk-produk tersebut terdiri dari 61 jenis sayuran dan 9 jenis tanaman obat.

“SOM ini kan organik ya, jadi tanpa ada input kimia ke lahan. Apalagi ditengah isu global warming seperti ini kita harus turut aktif menjaga lingkungan,” tambah Direktur Perlindungan Hortikultura, Inti Pertiwi.

Baca juga : Bunga Matahari di Rooftop Mall

Lebih lanjut, Sofyan menjelaskan bahwa dirinya bersama kelompok tani Citra Muda mengelola klinik tanaman untuk memproduksi agen hayati seperti PGPR dan Trichoderma. Pria berusia 26 tahun ini mengatakan, Penanganan pasca panen juga menjadi salah satu upaya dalam menjaga kualitas produk SOM. Pengelolaan ini dilakukan agar produk SOM tetap segar dan berkualitas saat sampai ke tangan konsumen.

"Agen hayati ini kami pakai sebagai pengganti pestisida, selain ramah lingkungan juga bisa kami perbanyak sendiri. Kami pakai pupuk kandang, sedangkan untuk hamanya kami pakai agen hayati dan tanaman refugia seperti kenikir. Jadi aman residu kimia dan ramah lingkungan sehingga sehat untuk dikonsumsi," tutupnya.

Baca juga : Rahasia Pertanian Israel Maju Pesat

Related News