• 29 March 2024

Canggih, Sensor Cuaca Penunjang Pertanian

uploads/news/2021/05/canggih-sensor-modern-penunjang-851768c9465e5fb.jpg

"Sensor tanah dan cuaca ini dapat meng-cover area seluas 20 Ha. Sensor ini akan mengirimkan data-data terkait cuaca setempat sampai dengan 5 hari kedepan, serta data-data terkait keadaan pertanaman petani diantaranya rekomendasi pemupukan, penyiraman dan peluang terjadinya serangan OPT"

JAKARTA - Perubahan iklim yang tak menentu dan sangat sulit di prediksi saat ini, menjadi salah satu tantangan bagi para petani dalam memproduksi hasil pertanian. Beberapa perubahan iklim yang kita ketahui seperti peningkatan fenomena El-Nino, menjadi tantangan bagi pemerintah khususnya Kementan dalam mencari solusi atas permasalahan tersebut.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi di era industri 4.0 saat ini, Direktorat Perlindungan Hortikultura memberi bantuan alat sensor tanah dan cuaca untuk menjawab perubahan iklim global saat ini, kepada kelompok tani Gede Harapan, Desa Gekbrong, Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur.

Baca juga: Intip Kunci Keberhasilan Ternak Lele

Direktorat Perlindingan Hortikultura bekerja sama dengan PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa (MSMB) menyediakan alat sensor tanah dan cuaca yang dapat mendeteksi suhu, kelembapan tanah, pH (tingkat keasaman) tanah, EC (electrical conductivity) tanah, kelembapan relatif udara, suhu udara, kecepatan dan arah angin, serta curah hujan untuk menentukan perlakuan yang tepat pada lahan.

Baca juga : Rahasia Pertanian Israel Maju Pesat

"Sensor tanah dan cuaca ini dapat meng-cover area seluas 20 Ha. Sensor ini akan mengirimkan data-data terkait cuaca setempat sampai dengan 5 hari kedepan, serta data-data terkait keadaan pertanaman petani diantaranya rekomendasi pemupukan, penyiraman dan peluang terjadinya serangan OPT," ujar Head of Business Development dari PT MSMB, Adinda Fajarani, mengutip dari laman resmi Ditlin Holtikulturan Kementan.

Berbasis Internet of Things (IoT), petani dapat dengan mudah memantau kondisi lahan garapan mereka menggunakan smartphone berbasis Android melalui aplikasi bernama “RiTx Bertani”. Mengembangkan konsep pertanian modern, sensor cuaca dan tanah ini memberi jalan keluar bagi petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Sensor ini dapat membantu petani untuk meningkatkan produksi pertanian, termasuk mengurangi pemakaian pupuk dan air.

Baca juga : Banteng Sebagai Simbol Kekuatan Saham

Direktur Perlindungan Hortikultura ikut menyampaikan harapannya. Dengan alat sensor cuaca dan tanah, ia berharap penggunaan pupuk dapat lebih efisien sesuai dengan kebutuhan lahan dan kewaspadaan terhadap OPT lebih terkontrol dengan baik. Ia juga mengatakan, kedepannya petani diharapkan lebih mudah memantau kondisi lahan pertaniannya, sehingga tidak cemas untuk memproduksi hasil pertanian di iklim yang sulit diprediksi seperti saat ini.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kab. Cianjur dan keltan Gede Harapan juga menyampaikan ucapan terimakasih saat bimtek pemanfaatan sensor tersebut. Bimtek dihadi?i petugas (POPT dan PPL) dan petani setempat.

Baca juga : Strategi Kelola Hiu dan Pari

Related News