Ulat HongKong, Pakan Tinggi Nutrisi
“Dengan mengembangkan metode yang kami lakukan ini Community Development, diharapkan nantinya bisa membangkitkan perekonomian Indonesia,”
Jakarta – Saat masyarakat Indonesia mendengar Ulat Hong Kong tentu keberadaannya sudah tidak asing lagi. Ya, ulat ini berasal asli dari wilayah Mediterania. Kini, telah tersebar hampir di seluruh dunia bermula dari perdagangan juga penjajahan. Apalagi, saat ini budidayanya telah ada sejak puluhan tahun lalu dan sampai saat ini masih dikembangkan.
Ulat Hong Kong (mealworm) merupakan larva dari kumbang kecil hitam. Kandungan tinggi protein yang setara dengan ayam, ulat ini dipercaya bisa menjadi pengganti protein hewan.
Baca juga: Maggot Solusi Penguraian Sampah Organik
Sejak tahun 2015, Korea Selatan telah mengizinkan konsumsi ulat Hong Kong sebagai bahan makanan. Tak hanya itu, pemerintah juga berupaya untuk membesarkan industri serangga dalam negeri sebagai pengendalian hama juga penyerbukan yang dibudidayakan . Bahkan, di Eropa sendiri ulat Hong Kong telah disetujui oleh European Food Safety Agency (ESFA) sebagai makanan manusia pertama yang berbahan dasar serangga.
Menurut ilmuwan dari ESFA, Ermalaos Ververis menerangkan bahwa ulat Hong Kong memiliki banyak peminat. Terlebih, dari segi industri makanan yang mau mengembangkan hidangan bahan utamanya serangga. Lain dengan di Indonesia, ulat Hong Kong dikembangkan menjadi pakan ternak dan hewan peliharaan serta untuk pupuk tanaman.
Baca juga: Maggot Kering Ala Tps 3r Bogor
Seperti James Jayanata, salah satu anak muda asal Surabaya yang sukses mengembangkan ulat Hong Kong menjadi pakan bernutrisi tinggi. Mengikuti jejak sang ibu, James gemar bidang pertanian sejak kecil. Dari hobi merawat tanaman, ia pun tertarik mengembangkan perusahaan peneliti serangga khususnya ulat Hong Kong yang berdiri sejak 2020 dengan nama PT. Insectra Global Protein.
Pria kelahiran 1995 ini menjelaskan niatnya dalam memproduksi protein alternatif dari serangga. “Kami ingin dari Indonesia bisa mensupply kebutuhan protein based insect ini ke dunia. Dan brand kita sendiri namanya Morgiv, yang artinya memberi lebih. Jadi bisa memberikan manfaat lebih kepada konsumen kita dan juga mitra-mitra sekalian supaya dapat membantu mengangkat perekonomian di daerah-daerah Indonesia,” ungkapnya kepada Jagadtani.id, saat ditemui di kantornya yang berlokasi di Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Kota Jakarta Barat.
Baca juga: Bangkai Belalang yang Halal Dimakan
Menurutnya, ulat Hong Kong kaya akan protein mencapai 40 – 50 persen, selain itu terdapat tinggi asam amino dan omega 3 yang mampu membuat tubuh sehat dan baik untuk pertumbuhan hewan.
“Ulat Hong kong ini dapat disusun secara vertikal untuk pemeliharaannya sehingga hemat tempat, eco-friendly dan memberikan keuntungan banyak bagi yang menternak,” tuturnya.
Baca juga: Bsf, Pengganti Alternatif Pakan Impor
Lebih lanjut, pria kelulusan Universitas Ciputra Surabaya ini berharap kedepannya Indonesia bisa mensupport peternak ulat Hong Kong yang dapat dikembangkan sebagai Insect based protein sekaligus mampu menyupply pasar global.
“Dengan mengembangkan metode yang kami lakukan ini Community Development, diharapkan nantinya bisa membangkitkan perekonomian Indonesia,” tutupnya.
Baca juga: Mengintip Peluang Bisnis Peternakan Jangkrik