Feromon Mampu Kendalikan Hama Kelapa
"Pengendalian konvensional sudah banyak dipatahkan oleh hama wangwung dan tembirang ini. Pengendalian yang memanfaatkan teknologi juga sangat dibutuhkan seperti pemanfaatan feromon ini..”
JAKARTA – Hama sering menyerang dan menjadi salah satu permasalahan yang dialami oleh para petani. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu adanya pengendalian hama yang efektif sehingga mudah digunakan oleh para petani. Dosen Muda Departemen Proteksi Tanaman IPB University, Nadzirum Mubin, mengatakan, ternyata "feromon" bisa mengendalikan hama wangwung dan tembirang pada tanaman kelapa.
"Pengendalian konvensional sudah banyak dipatahkan oleh hama wangwung dan tembirang ini. Pengendalian yang memanfaatkan teknologi juga sangat dibutuhkan seperti pemanfaatan feromon ini. Dalam sehari bisa diperoleh 10-20 ekor wangwung maupun tembirang dalam perangkap. Sedangkan durasi dari feromon sendiri bisa bertahan hingga dua bulan,” kata Nadzirum, mengutip dari Antara.
Baca juga : Ini Penyebab Peternak Lele Rugi
Perangkap Feromon sangat cocok untuk mendukung pertanian organik karena ramah lingkungan dan menyehatkan.
Nadzirum menceritakan, saat itu ia berkunjung ke sentra produsen kelapa di Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang sudah sejak lama menjadi pusat penelitian dan pengembangan kelapa kopyor. Hal tersebut yang membuat Kabupaten Pati menjadi acuan dalam penelitiannya. Adapun Salah satu yang diteliti adalah lima kebun kelapa kopyor berjenis kelapa genjah dan kelapa dalam milik petani bernama Najibuddin.
Menurut Najibuddin, dulu pernah diberikan sosialisasi tentang pemanfaatan feromon di daerahnya, akan tetapi kegiatan tersebut tidak berlangsung lama. Dengan kegigihannya, Nadjib mencoba mencari tahu dan berkonsultasi dengan beberapa koleganya secara mandiri hingga ia mendapatkan info tentang pembelian feromon yang efektif untuk menangkap hama ini.
Baca juga : Majapahit, Kerajaan Agraris Terkuat Se-Nusantara
Lebih lanjut Nadzirum menjelaskan, pengembangan yang dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Kelapa Kopyor di Taman Kencana, Bogor, Jawa Barat, dulunya mengambil sumber plasma dari Pati. Sehingga nama Kabupaten Pati khususnya Kecamatan Tayu sangat kental dengan nuansa kelapa kopyornya.
“Memang tidak seperti pengembangan yang dilakukan oleh balai tersebut, kelapa kopyor di Pati masih menerapkan sistem konvensional. Cara perbanyakan dan budidayanya masih mengikuti cara-cara lama,” jelasnya.
Umumnya kelapa yang ditanam adalah jenis genjah karena waktu yang dibutuhkan untuk berbuah hanya membutuhkan kurang lebih tiga hingga empat tahun. Jenis kelapa tersebut lebih cepat berbuah dibandingkan dengan kelapa dalam yang minimal mencapai enam tahun untuk dapat berproduksi.
Baca juga : Ulat Hongkong, Pakan Tinggi Nutrisi
Ia turut mencoba mencari informasi apakah sudah pernah dilakukan pengendalian terhadap wangwung. Nadzirum melihat hasil pengendalian wangwung di lapangan. Pemanfaatan feromon yang dibeli tidak hanya efektif untuk menangkap hama wangwung, tetapi juga dapat menangkap hama tembirang. Hama tembirang dimaksud adalah hama kumbang moncong dari famili Curculionidae. Berdasarkan hasil pengembangannya ini, ada dua spesies tembirang yang tertangkap pada perangkap berferomon yaitu Rhyncophorus sp. dan Rhabdocelus sp. Setelah hasil penelitian didapatkan, ia menyimpulkan bahwa feromon mampu mengendalikan hama dengan berkonsep ramah lingkungan.