Ulat Jerman, Pakan Berkualitas Tinggi
“Untuk saat ini sangat jarang menemukan ulat Jerman di alam liar Indonesia, dan kepompongnya itu lebih besar”
Jakarta – Saat sahabat tani mendengar jenis serangga ini tentu tidak asing lagi. Ya, ulat Jerman merupakan satu keturunan dengan ulat Hong Kong. Jenisnya masih langka dan harganya mahal sulit ditemukan. Dalam berbisnis, serangga ini sangat menguntungkan jika tepat sasaran serta cara peliharanya benar.
Dikenal dengan sebutan King mealworm ulat Jerman berasal dari indukan kumbang Jerman. Bentuknya lebih besar dan berwana lebih gelap berbeda dengan ulat Hong Kong yang berwana cerah dan berbentuk kecil.
Baca juga: Fakta Ulat Hongkong Kaya Protein
Ulat Jerman adalah ulat yang dijadikan sebagai pakan hewan peliharaan ataupun reptil. Tak hanya itu, hewan bernama latin Zophobas morio ternyata bisa diproduksi menjadi minyak goreng. Hal ini dikarenakan ulat Jerman memiliki kandungan gizi lebih tinggi yang dikenal sebagai pakan berkualitas tinggi. Di Indonesia sendiri sudah banyak peternak ulat Jerman yang meraup keuntungan ternak serangga tersebut.
Seperti yang dilakukan James Jayanata, owner PT. Insectra Global Protein yang juga berencana meneliti ulat Jerman untuk dikembangkan produksi minyak goreng. Pria kelahiran 1995 ini mendirikan komunitas riset yang berlokasi di Kelurahan Wijaya Kusuma, Kecamatan Grogol Petamburan, Kota Jakarta Barat.
Baca juga: Ternak Ulat Hongkong Bernilai Ekonomis
“Kita juga mengembangkan ulat Jerman ini yang satu family dengan ulat Hong Kong bedanya ullat Jerman lebih besar-besar. Untuk kedepannya ulat ini bisa dikembangkan menjadi minyak goreng, sebenarnya beberapa perusahaan sudah mengembangkan namun harganya masih premium,” ungkapnya kepada Jagadtani.id, saat ditemui di kantor Research and Development Insectra.
Pria kelahiran bulan Agustus ini menegaskan bahwa ulat tersebut jarang ditemukan di alam Indonesia seperti ulat Hong Kong, melainkan harus membeli dari peternakan ulat Jerman secara langsung. “Untuk saat ini sangat jarang menemukan ulat Jerman di alam Indonesia, dan kepompongnya itu lebih besar. Baik ulat Hong Kong maupun ulat Jerman diberi jenis pakan yang sama yaitu dedek gandum, gandum, dan tambahannya bisa beberapa jenis sayuran untuk kebutuhan vitaminnya,” tuturnya.
Baca juga: Ulat Hongkong, Pakan Tinggi Nutrisi
Lebih lanjut, pria pecinta warna putih ini menambahkan bahwa ulat Jerman dikenal sebagai pakan yang berkualitas khususnya untuk burung. Sebab, dari beberapa peternak burung menggunakan serangga tersebut sebagai pakan burung untuk lomba. Selain itu, nutrisinya berupa protein, lemak, kalsium, serat dan sebagainya.
“Untuk ulat Jerman, karena yang mengembangkan masih sedikit, maka harganya pun cenderung lebih tinggi daripada ulat Hong Kong, ya kisaran harganya mungkin Rp. 50.000 sampai 80.000 per kilogramnya tergantung masa panennya,” tutupnya.
Baca juga: Tingkatkan Stamina dengan Kambing Muda