• 23 November 2024

Unik, Begini Cara Semut Berkomunikasi

uploads/news/2021/06/unik-begini-cara-semut-7871533b52f3900.jpg

"Beberapa semut pekerja akan kembali ke sarang dan meminta bantuan yang dibutuhkan untuk membawa sumber makanan pulang"

JAKARTA - Pernahkah sahabat tani meluangkan waktu untuk mengamati gerombolan semut yang sedang berjalan beriringan? Saat berpapasan, semut kerap berhenti sejenak dan seperti berciuman, lalu kembali berjalan. Meski kadang ditemui semut yang berjalan sendirian, tapi hewan ini terkenal karena sifatnya yang komunal.

Semut adalah hewan yang hampir ada di seantero bumi. Keberadaan mereka dapat dengan mudah dijumpai, mulai dari sudut rumah, pepohonan, pinggir jalan, atau tanan mas. Encyclopaedia Britannica mencatat, semut dari famili Formicidae adalah satu dari sekitar 10.000 spesies serangga (ordo Hymenoptera). Ukuran tubuh semut berkisar dari 2 hingga 25 mm. Warnanya biasanya kuning, coklat, merah, atau hitam.

Sama halnya dengan manusia, semut adalah makhluk sosial. Dilansir dari Arizona State University dalam artikel berjudul “Secret of a Superoganism” (2009), Tate Holbrook dkk menjelaskan bahwa semut hidup dan bekerja sama dalam suatu ekosistem yang sangat terorganisir. Mereka punya tujuan yang sama, yaitu bertahan hidup, bertumbuh dan berkembang biak.

Baca juga: Krisis, Badak Putih Diambang Kepunahan

Dalam tujuan yang sama inilah maka kawanan semut ini berperilaku layaknya sebuah organisme tunggal atau kemudian disebut sebagai superorganisme. Dalam satu superorganisme itu, semut berbagi peran dan punya status sosial. Tiap koloni semut biasanya adalah keluarga dekat.

Ada ibu (ratu), anak perempuan dewasa (pekerja), dan induk (telur, larva, kepompong). Koloni semut bisa amat kecil yang hanya punya seekor ratu dan beberapa pekerja, hingga amat besar hingga memiliki jutaan pekerja. Semut membangun sarang mereka di mana saja. Ada beberapa spesies yang menggali sarang di bawah tanah atau membuat gundukan tanah. Ada pula yang hidup di dedaunan, biji-bijian, kayu yang tumbang di hutan. Dan ada pula semut yang suka berlindung di bawah batu.

Semut umumnya menemukan objek makanan yang berukuran jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya. Mereka bahkan bisa mengangkat sebuah benda 5.000 kali lebih berat dari rasio ukuran tubuhnya.

Baca juga: Kuskus, Mamalia Langka Asal Timur

Saat semut pekerja menemukan sumber makanan, mereka akan melepaskan lebih banyak feromon ke sumber makanan tersebut. Feromon berfungsi sebagai pesan penting bahwa sumber makanan telah ditemukan oleh semut pekerja, sekaligus sebagai sinyal untuk meminta pertolongan dari semut lainnya di dalam sarang.

Beberapa semut pekerja akan kembali ke sarang dan meminta bantuan yang dibutuhkan untuk membawa sumber makanan pulang. Pesan tersebut menyebar dengan sangat cepat ke seluruh semut dewasa lainnya di dalam sarang. Dalam waktu singkat, semut-semut dewasa ini akan keluar dari sarang dan mulai berbaris menuju ke sumber makanan.

Baca juga: Misteri Ayam Berkokok di Malam Hari

Semut memakan makanan dalam bentuk cair atau setengah padat dari sumber makanan yang mereka temukan. Kemudian mereka akan mengangkut makanan tersebut dan mendistribusikannya ke seluruh koloni melalui perut sosial mereka (social stomach) yang berfungsi seperti kotak bekal internal pada tubuh mereka.

Setelah perut sosial telah penuh, semut akan kembali jalan ke sarang sambil melepaskan jejak feromon agar semut lain dapat mengikuti. Ketika mereka kembali ke dalam sarang, para pekerja dengan perut sosial yang penuh mulai memberi makan larva dan semut lainnya sedikit demi sedikit dengan menggunakan mulut mereka.

Proses semut untuk memberikan makanan atau cairan di antara individu di dalam sebuah koloni dikenal dengan istilah trofalaksis atau trophallaxis.

Baca juga: Banteng Sebagai Simbol Kekuatan

Related News