Momen Langka Gajah Tidur Siang
"Ke-15 ekor gajah itu disebut terdiri dari enam betina dewasa, tiga jantan dewasa, tiga remaja, dan tiga anak. Selama perjalanan, kawanan gajah itu mengembara siang dan malam melalui lahan pertanian"
JAKARTA - Siapa yang tidak gemas jika melihat foto diatas? Sebuah foto udara menunjukkan tiga ekor gajah dewasa tidur membentuk segitiga dan di tengah-tengah seekor anak gajah tertidur. Kawanan gajah terpantau tidur nyeyak usai berjalan sejauh 500 km meninggalkan habitat asli, dari Yunan ke Kunming. Mereka bahkan sempat masuk pemukiman warga.
Kawanan gajah yang telah meninggalkan rumahnya sebuah cagar alam di Xishuangbanna di pegunungan barat daya China, dalam perjalanan melintasi China terlihat gajah-gajah itu tidur siang bersama. Kawanan gajah ini telah menuju lebih dari 300 mil melintasi barat daya negara itu selama lebih dari setahun setelah melarikan diri dari cagar alam nasional pada Maret 2020.
Baca juga: Unik, Begini Cara Semut Berkomunikasi
Seperti diwartakan BBC hingga The Guardian, kawanan itu terlihat tengah beristirahat di dekat sebuah desa di kotapraja Xiyang. Diketahui, gajah-gajah liar itu merebahkan diri setelah perjalanan mereka dihambat oleh hujan lebat.
Hewan-hewan itu tercatat telah melakukan perjalanan keliling China selama sekitar 15 bulan, berjalan hingga sejauh 500 km dari habitat aslinya. Oleh para ilmuwan, perjalanan kawanan itu dinilai yang terjauh yang pernah dilakukan oleh gajah dari habitatnya.
Dalam perjalanan migrasi super jauh itulah, gajah-gajah itu dipantau secara ketat oleh pihak berwenang China. Baik saat mereka tengah berkeliaran di ladang-ladang, desa, hingga kota. Pihak berwenang juga gencar mengumpulkan sumber daya yang luar biasa untuk menjauhkan kawanan tersebut dari pemukiman. Upaya itu termasuk mengerahkan sekitar 14 drone, 374 kendaraan, hingga 500 personel untuk khusus menjaga kawanan gajah tersebut.
Baca juga: Krisis, Badak Putih Diambang Kepunahan
Kemudian di Yunnan, pemadam kebakaran hutan yang terdiri dari delapan tim diminta untuk melacak kawanan tersebut selama 24 jam saban harinya. Pemantauan ini dilakukan dari segala arah, termasuk darat maupun udara dengan menggunaan drone.
Masih menjadi misteri mengapa kawanan gajah tersebut meninggalkan habitat mereka. Aparat pertama kali mengetahui pergerakan mereka setelah diberitahu penduduk lokal yang melihat kawanan gajah itu berada sekitar 100 km sebelah utara Xishuangbanna pada April lalu.
Baca juga: Kedasih, Burung Parasit Penanda Kematian
Jumlah kawanan tersebut awalnya dikira sebanyak 17 ekor, namun dua di antara mereka tampaknya berjalan mengarah ke tempat asal ketika mencapai kawasan Mojiang. Laporan lainnya menyebut kawanan gajah itu semula berjumlah 16 ekor. Namun setelah dua ekor tidak lagi turut serta, seekor bayi gajah dilahirkan. Sehingga kini mereka berjumlah 15 ekor.
Baca juga: Kuskus, Mamalia Langka Asal Timur
Ke-15 ekor gajah itu disebut terdiri dari enam betina dewasa, tiga jantan dewasa, tiga remaja, dan tiga anak. Selama perjalanan, kawanan gajah itu mengembara siang dan malam melalui lahan pertanian, jalur tanah, serta jalan aspal. Bahkan, pada suatu ketika, mereka mengambil jalan utama menuju Desa Eshan dan menggedor pintu rumah warga.