• 23 November 2024

Nelayan Palu Perbaiki Ekosistem Laut

uploads/news/2019/11/nelayan-palu-perbaiki-ekosistem-597668900ae471a.jpg

Para nelayan di Teluk Palu mencoba membudidayakan terumbu karang untuk memperbaiki ekosistem laut yang rusak akibat gempa dan tsunami pada 2018 lalu.

PALU - Sejumlah Nelayan di Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Utara, Kota Palu, Sulawesi Tengah, membudidayakan terumbu karang dengan cara transplantasi. Budidaya terumbu karang dengan cara transplantasi ini bertujuan untuk mengembalikan ekosistem bawah laut yang rusak akibat gempa dan tsunami di Kota Palu pada 28 September 2018 lalu.

Transplantasi terumbu karang sudah dilakukan oleh masyarakat nelayan tersebut sejak Juli 2019 lalu. Mereka menggunakan media berbentuk balok persegi yang terbuat dari semen dengan panjang 30 sentimeter. Di setiap baloknya ditanam empat bibit karang jahe.

Karang jahe ini menjadi satu-satunya pilihan karena pertumbuhannya cukup cepat, sejak awal penanaman, pertumbuhannya mulai nampak sekitar enam sampai delapan bulan. Bibit pun terpaksa harus diambil dari salah satu desa di Kabupaten Donggala, karena terumbu karang mulai dari Kecamatan Palu Utara sampai Kecamatan Tawaeli habis tak tersisa.

Salah satu nelayan Kelurahan Mamboro, Boby mengatakan, hingga saat ini sudah sebanyak 2.720 bibit terumbu karang yang telah ditanam olehnya bersama warga nelayan di kawasan itu.

"Secara rinci kami mencatat, saat ini sudah sebanyak 640 balok yang kami tanam, masing-masing balok ada empat bibit," jelasnya, Kamis (14/11) kemarin.

Selain itu, ia bersama nelayan lainnya berencana akan melakukan transplantasi terumbu karang sebanyak 2.000 bibit lagi. Namun, hal itu belum dapat terlaksana karena masih terkendala dana. Apalagi, upaya pemulihan ekosistem laut di sepanjang Teluk Palu itu dilakukan tanpa bantuan pemerintah.

"Sebelumnya kami kan hanya dibantu oleh ARKOM (Yayasan Arsitek Komunitas) sejak awal, dan sekarang masa kerja mereka telah selesai," katanya.

Sebelum rusak dan hilang karena gempa dan tsunami, pantai di Kelurahan Mamboro ini merupakan kawasan konservasi terumbu karang yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Palu pada 2014. Bahkan, memiliki terumbu karang yang cukup banyak hingga dapat menangkap ikan begitu mudah. Rusaknya ekosistem karang di wilayah itu, diakui warga membuat jumlah hasil tangkapan ikan mereka berkurang drastis. Akibatnya banyak nelayan yang berhenti melaut dan mencari sumber penghasilan lain.

Bobi pun berharap, terumbu karang yang akan tumbuh dan berkembang nanti dapat menjadi rumah bagi ikan-ikan. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan. Tidak hanya karang, warga di wilayah ini juga merencanakan pembuatan vegetasi mangrove dan padang lamun. Upaya mitigatif secara mandiri ini juga dilakukan warga sebagai bukti kepedulian mereka terhadap lingkungan laut yang secara langsung juga memengaruhi hidup mereka. (FS)

 

Related News