Mengolah Limbah Singkong jadi Bermanfaat
Kulit singkong yang telah menjadi limbah memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang sangat berguna dalam fermentasi pembuatan nata de cassava.
KARANGANYAR - Dosen Pascasarjana dan Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, membimbing warga Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, untuk mengolah limbah singkong untuk tetap dapat dimanfaatkan.
“Aneka bentuk limbah singkong yang dihasilkan masih mengandung nilai berharga untuk dimanfaatkan, di antaranya dapat diolah menjadi produk pangan nata de cassava dan menjadi biostater kompos,” ujar Ketua Tim Peneliti/Pengabdian Universitas Sebelas Maret, Vita Ratri Cahyani, seperti melansir ANTARA, Kamis (14/11) kemarin.
Vita mengatakan, program tersebut sesuai dengan yang dirancang oleh tim peneliti/pengabdian UNS dalam upaya transfer teknologi kepada masyarakat khususnya petani. Menurutnya, kulit singkong yang telah menjadi limbah tersebut memiliki kandungan protein dan karbohidrat yang sangat berguna dalam fermentasi pembuatan nata de cassava.
“Limbah yang berupa kulit singkong ada dua lapis, yaitu kulit bagian dalam yang tebal berwarna kulit dan kulit luar yang berwarna coklat yang lebih tipis dan mudah mengelupas,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, untuk kulit singkong bagian dalam yang berwarna putih mengandung cukup karbohidrat dan protein yang dapat berfungsi sebagai sumber energi dan sumber nutrisi bagi Acetobacter xylinum dalam proses fermentasi pembuatan nata de cassava.
Selain memberikan pendampingan dari sisi pengolahan limbah singkong, pihaknya juga mengajak anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk menghitung keuntungan dari hasil produksi yang dilakukan setiap bulannya dari pengolahan limbah singkong tersebut.
“Dengan begitu, mereka akan tahu berapa besar keuntungan dan manfaatnya untuk membantu perekonomian keluarga,” katanya.
Sementara itu, dalam menjalankan program tersebut, UNS tidak sendiri, tetapi juga bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Karanganyar. Ia mengatakan program pendampingan kepada KWT Makmur di Desa Jatimulyo dan KWT Tani Waras V di Desa Jatisobo sebagai bentuk realisasi berbagi implementasi teknologi tepat guna dalam pemanfaatan potensi limbah singkong di desa mereka.
“Pemilihan bentuk pengabdian masyarakat ini dilakukan karena Kecamatan Jatipuro yang dikenal sebagai penghasil singkong di Kabupaten Karanganyar belum dapat memanfaatkan limbah singkong yang ada,” tutupnya.
