Misteri Penyakit Kulit Hiu Karang
"Seekor hiu karang viral di jagat maya karena terlihat bintik-bintik dan luka di kepalanya"
JAKARTA – Hiu karang putih dengan ciri khas nya berupa ujung sirip berwarna putih, begitu memikat hati para penyelam. Hiu karang ini bisa Sahabat Tani temukan di sekitar terumbu karang pada siang hari secara bergerombol serta menjadi aktif pada malam hari untuk berburu ikan kecil dan hewan lainnya.
Namun, baru-baru ini, ada sesuatu yang berbeda dari para hiu tersebut. Para ahli biologi kelautan sedang menyelidiki penyakit kulit misterius yang dialami hiu-hiu karang sirip putih di Malaysia, dan beberapa laporan awal menunjukan bahwa kenaikan suhu laut bisa menjadi penyebabnya.
Berawal dari sejumlah gambar yang di upload oleh seorang fotografer, seekor hiu karang viral di jagat maya karena terlihat bintik-bintik dan luka di kepalanya saat sang fotografer mengambil gambar di bawah air di lepas pantai negara bagian Sabah di pulau Kalimantan.
Baca juga : Dibalik Berdirinya Perusahaan Cokelat
Segera setelah itu, para penyelam di pulau Sipadan, yang merupakan tujuan penyelaman terkenal di sekitar daerah itu, serta tim ahli dari universitas negeri dan pemerintah kelompok konservasi mulai memantau penyakit kulit pada setiap kelompok hiu yang mereka temui.
Mencoba mendiagnosis apa yang dapat menyebabkan penyakit kulit itu, tim tersebut menemukan bahwa suhu permukaan laut di Sipadan telah meningkat menjadi 29,5 derajat Celcius pada Mei, satu derajat lebih tinggi daripada tahun 1985.
"Kami hampir pasti dapat menganggap lautan yang memanas berperan sebagai penyebab dari penyakit kulit yang kita lihat pada hiu-hiu yang sakit-sakitan di Sipadan," kata Davies Austin Spiji, ahli biologi kelautan senior dari kelompok konservasi nirlaba Reef Guardian.
Faktor manusia bukan menjadi alasan penyebab penyakit tersebut muncul, sebab Sipadan adalah kawasan lindung laut tempat penangkapan ikan dilarang keras. Selain itu, tidak ada pemukiman atau industri di dekatnya. Menurut Mohamed Shariff Mohamed Din, seorang profesor dalam studi kedokteran hewan akuatik dari Universitas Putra Malaysia, munculnya hiu-hiu sakit itu dilaporkan bertepatan dengan laporan pemutihan karang di daerah tersebut.
Baca juga : Lele Bioflok Penopang Ekonomi Masyarakat
"Kami tidak dapat mengabaikan bahwa perubahan sedang terjadi di sana karena suhu yang lebih tinggi," kata Mohamed Shariff.
Namun, sebuah studi ilmiah secara menyeluruh belum dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai fenomena hiu-hiu berpenyakit kulit itu. Tim peneliti berusaha mencoba menangkap beberapa hiu untuk dijadikan sampel dalam penelitiannya, namun penangkapan tersebut gagal dilakukan.
"Jika kita bisa mendapatkan spesimen hiu, setidaknya kita bisa menemukan penyebab patogen dari luka-luka kulit tersebut," tutupnya.