"Arboretum sangat layak untuk dijadikan obyek wisata edukatif karena selain memiliki nilai estetika dan keindahan, di dalamnya terdapat beraneka ragam jenis flora maupun fauna untuk dijadikan obyek penelitian"
BOGOR - Dalam bahasa Latin, arboretum berasal dari kata arbor yang berarti pohon, dan retum yang berarti tempat. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arboretum adalah tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Secara umum arboretum memiliki kegunaan sebagai tempat mengoleksi berbagai jenis pohon. Arboretum sangat layak untuk dijadikan obyek wisata edukatif karena selain memiliki nilai estetika dan keindahan, di dalamnya terdapat beraneka ragam jenis flora maupun fauna untuk dijadikan obyek penelitian.
Baca juga: Kebiasaan Penting Untuk Melestarikan Hutan
"Di perkotaan, arboretum dapat dijadikan sebagai solusi pemenuhan ruang terbuka hijau, konservasi keanekaragaman hayati, mitigasi perubahan iklim, serta daerah resapan air. Arboretum Gunung Batu merupakan bagian tak terpisahkan dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan (dahulu namanya Balai Penyelidikan Kehutanan) yang berdiri sejak tahun 1913. BPK didirikan 16 Mei 1913, menyewa rumah di Laan van der Wijck di Bogor. Direktur BPK pertama yaitu Ir. H.A.J.M. Beekman," ungkap Prof. Hendra Gunawan, Ph.D, Peneliti dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) saat ditemui Jagadtani.id di kantornya yang terletak di Jalan Gunung Batu, Ciomas, Bogor.
Kemudiam pembangunan gedung Balai Penyelidikan Kehutanan dilaksanakan di Jalan Gunung Batu, Bogor Diresmikan oleh Gubernur Jenderal Mr. A. C. D. De Grae pada tanggal 20 Juli 1931. 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada bala tentara Jepang. Pada waktu Pemerintahan Jepang, Bosbouwproefstation diganti menjadi Ringyoo Sikenzyoo dipimpin oleh Profesor Kaneihera. Nah, pada saat 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka, Balai Penyelidikan Kehutanan (BPK) dipimpin oleh M. Soetarmo Hardjowarsono.
Baca juga: Jenis-Jenis Hutan di Indonesia
"Arboretum mulai dibangun pada tahun 1922 oleh seorang tuan tanah partikelir Belanda. Mula-mula ditanami pohon buah-buahan seperti Rambutan (Nephelium lapaceum L.), Durian (Durio zibethinus Murr), Dukuh (Lansium domesticum Jack), Menteng (Baccaurea racemosa Arg.). Secara bertahap koleksinya ditambah dengan jenis-jenis lain yaitu dengan pohon eksotis dan pohon hutan berasal dari Jawa dan luar Jawa," tutur Prof. Hendra.
Baca juga: Semakin Mengecilnya Hutan Pulau Jawa
Arboretum memiliki luas kurang lebih 5 ha, secara geografis teletak pada 106 0 47'5" BT dan 6 0 36" LS, ketinggian 250 mdpl. Area arboterum dibagi ke dalam 27 blok. Setiap bloknya ditanami berbagai jenis pohon dan dibatasi jaringan jalan. Terdapat lebih dari seribu koleksi pohon yang terdiri dari 234 jenis (167 jenis di pohon asli Indonesia). Semua pohonnya sudah diberi Kartu Identitas Pohon (KIP QR Code) 240 pohon. Jadi bagi sahabat tani yang ingin tahu data lengkap tentang pohon yang terkait tinggal scan melalui handphone.
Baca juga: Mengenal Pohon Langka Hutan Indonesia
"Asal pohon yang terdapat di arboretum ini banyak dari seluruh nusantara dan mancanegara yaitu India, Afrika, Amerika, Solomon, New Guinea, Filipina, Malaysia, Vietnam, Burma," ujar prof Hendra.