• 20 April 2024

Kurban Jadi Penggerak Ekonomi Masyarakat

uploads/news/2021/07/kurban-jadi-penggerak-ekonomi-30834d74ac3bf05.jpg

"Belanja kurban atau pembelian hewan kurban oleh masyarakat yang mampu akan membantu menggerakkan perekonomian rakyat di tengah pandemi"

JAKARTA – Selain ibadah haji, pada bulan Dzulhijah sebagian besar umat muslim akan menyembelih hewan kurban. Ibadah kurban menjadi bentuk ketaatan bagi Muslim yang mampu, sebagaimana hal ini diperintahkan Allah SWT. Sebagaimana halnya zakat, infak, sedekah, dan wakaf, kurban memiliki kekuatan penggerak ekonomi.

Pakar ekonomi Hendri Sapartini menyatakan belanja kurban atau pembelian hewan kurban oleh masyarakat yang mampu akan membantu menggerakkan perekonomian rakyat di tengah pandemi.

Hal ini diketahui karena jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian dan peternakan tumbuh lebih dari 2 persen selama pandemi, artinya sektor tersebut dapat menciptakan lapangan kerja.

Baca juga: Memanfaatkan Masa Muda Dengan Beternak

"Kalau begitu kelompok menengah ke atas jumlahnya lebih banyak dan saya yakin sekitar 40 juta keluarga dapat berbelanja kurban. Maka itu sangat membantu dalam menggerakkan perekonomian rakyat," kata Hendri, mengutip dari Antara.

Lebih lanjut Hendri mengatakan, karena sebagian besar orang Indonesia itu berkurban dengan kambing, dan kambing ini adalah hewan ternak yang diternak di domestik bukan dari impor. Maka dengan hal tersebut, akan berdampak besar pada ekonomi peternak kecil. Jadi kalau ada 29 juta orang bekerja di sektor pertanian dan peternakan, kemudian belanja, maka akan ada optimisme bahwa sebenarnya ekonomi kita tidak berhenti.

"Inilah saatnya untuk berbelanja dan untuk tidak menahan belanja kurban. Karena itu akan berdampak bagi jutaan peternak di Indonesia, dan itu akan menjadi harapan baru bahwa ekonomi Indonesia ada kesempatan untuk pulih,” katanya.

Berdasarkan riset IDEAS di tahun 2020 lalu, ternyata Jabodetabek merupakan pasar utama kurban terbesar di Indonesia dan secara pendistribusian mengalami surplus sampai 24.000 ton daging kurban yang berputar di wilayah tersebut. Hal ini menunjukan optimisme laju ekonomi di tengah pandemi tidak terlepas dari pemerataan daging kurban.

Baca juga: Ini Hewan-Hewan Sah Untuk Kurban

"Dengan adanya kurban diharapkan bisa menjadi momentum pemerataan daging kurban ke pelosok secara adil. Sehingga masyarakat pedesaan dapat terpenuhi konsumsi protein hewani yang sampai saat ini masih terjadi ketimpangan, antara kota dengan desa mengenai konsumsi protein hewani," ungkap Peneliti Senior IDEAS, Ahsin Aligori, mengutip dari Antara.

Tak hanya itu, pengamat ekonomi, Aviliani menyatakan pandemi saat ini menambah jumlah kemiskinan. Namun dengan adanya kurban bisa membantu masyarakat dalam pemenuhan gizi, karena beban masyarakat di tengah pandemi ini tidak hanya untuk kebutuhan konsumsi, namun juga kebutuhan vitamin.

"Mayoritas pekurban adalah orang kaya di Jabodetabek dan pendistribusian kurban masih di area yang sama. Sehingga melalui Dompet Dhuafa dapat menyalurkan di luar Jabodetabek, bahkan di luar Pulau Jawa," tutupnya.

Baca juga: Melihat Sapi Kurban Pilihan Presiden

Related News