Kementan Kenalkan Kampung Buah Organik
“Kampung Hortikultura ini bertujuan agar kita memiliki daerah yang menjadi sumber budidaya hortikultura yang terkonsentrasi. Kenapa perlu terkonsentrasi? Yakni untuk memudahkan akses pasarnya,”
Jakarta - Buah naga dikenal memiliki sejuta nutrisi yang hadir di dalamnya. Rasanya yang lezat dan nikmat disantap paling cocok dengan sirup atau bisa dijadikan smootie. Saat ini, buah naga telah cukup diminati masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri. Pasalnya, buah eksotis ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan termasuk dalam kategori glowing food, yakni sejenis buah dan sayur bermacam warna yang direkomendasikan untuk banyak dikonsumsi selama pandemi Covid-19. memiliki kandungan nutrisi yang baik dibutuhkan oleh tubuh.
Baca juga : Percobaan Pemindahan Satwa Ke Habitatnya
Untuk memenuhi permintaan buah naga serta produksi jenis sayur dan buah-buahan lainnya, Direktorat Jenderal Hortikultura menentukan arah kebijakan pembangunan hortikultura dengan meningkatkan daya saing, salah satunya dengan mengembangkan kawasan Kampung Hortikultura. Kampung tersebut merupakan program prioritas yang diharapkan dapat memberikan solusi peningkatan produksi juga memenuhi kebutuhan pangan, sekaligus menjadi legacy Direktorat Jenderal Hortikultura untuk pertanian Indonesia, sesuai dengan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca juga : Kintanami, Anjing Purba Asli Indonesia
Tujuan membesarkan kawasan tersebut supaya Indonesia memiliki daerah terkonsentrasi yang menjadi sumber budidaya hortikultura, sehingga dengan mudah menghasilkan produk lokal segar serta beberapa olahan berdaya saing serta memudahkan peluang pemasarannya.
“Kampung Hortikultura ini bertujuan agar kita memiliki daerah yang menjadi sumber budidaya hortikultura yang terkonsentrasi. Kenapa perlu terkonsentrasi? Yakni untuk memudahkan akses pasarnya,” tutur Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam bimbingan teknis (bimtek) bertajuk Model Pengembangan Kampung Buah Naga Organik melalui daring, Rabu (7/7).
Pengembangan Kampung Buah Berbasis Ramah Lingkungan
Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman memaparkan empat syarat utama dalam pengembangan sebuah desa menjadi kawasan Kampung Buah Naga dan Kampung jenis Buah lainnya. Pertama, menyesuaikan agroekosistem terhadap komoditas yang dikembangkan. Kedua, semangat dan dukungan dari masyarakat setempat. Ketiga, komitmen pemerintah daerah untuk pendampingan dan pengawalan, dan keempat, terbangun dalam satu kesatuan administrasi desa.
“Kami hanya akan memberikan bantuan kepada masyarakat yang punya komitmen dan antusiasme tinggi untuk mengembangkan buah tersebut. Kemudian, komitmen pemerintah daerah. Ini menjadi keharusan bagi kami, hanya untuk daerah-daerah yang pemerintahnya juga sejalan akan menjadikan desa tersebut sebagai sentra buah-buahan,” ucap Liferdi.
Tahun 2021, merupakan tahun yang menguntungkan bagi bidang pertanian. Terdapat 802 Kampung Buah tersebar di seluruh Indonesia yang telah siap dikembangkan. Untuk Kampung Buah Naga sendiri, sampai saat ini baru 2 kawasan kampung di Banyuwangi dan Bali. Kedua kawasan kampung tersebut, sedang mempersiapkan produksi untuk memenuhi permintaan ekspor dari Cina.
Menilik dari sisi budidaya, Kampung Buah akan menerapkan budidaya sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dan pengendalian OPT yang ramah lingkungan. Khusus untuk buah naga, Liferdi menerangkan Direktorat Jenderal Hortikultura telah melakukan Area-Wide Management (AWM) juga gerakan pengendalian (gerdal) untuk mengendalikan OPT.
Baca juga : 5 Makanan Mengandung Protein Tinggi
“Pada konteks buah naga, kita telah melakukan AWM pada tahun 2019 dan 2020 untuk mengendalikan lalat buah, kutu putih, dan kanker batang. Untuk tahun 2021, telah dilaksanakan gerdal OPT pada buah naga di Kalimantan Barat,” tutupnya.