Terumbu Karang yang Terancam Punah
"Pusat Penelitian Oseaografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Dinas Perikanan Bintan dan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung Pinang melakukan pemantauan kesehatan karang atau Reef Health Monitoring"
JAKARTA – Hutan bakau, padang lamun dan terumbu karang merupakan tiga ekosistem penting di daerah pesisir perairan tropika. Nah Sahabat Tani, terumbu karang merupakan bagian terpenting dari alam yang memiliki peran yang sangat penting loh, untuk keseimbangan ekosistem laut. Bukan hanya bagi para penghuni laut, namun juga memiliki peran yang cukup besar bagi kehidupan manusia. Mengapa demikian?
Jadi, hasil sedimentasi kapur yang terbentuk dari kalsium karbonat yang dihasilkan oleh biota laut tersebut merupakan tempat bernaung dan sumber makanan bagi krustasea, bulu babi, anemon laut, bintang laut, teripang, dan ikan-ikan kecil lainnya. Terumbu karang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan sekitarnya, sehingga keasrian karang membutuhkan pengelolaan dan perhatian khusus.
Pusat Penelitian Oseaografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Dinas Perikanan Bintan dan Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjung Pinang melakukan pemantauan kesehatan karang atau Reef Health Monitoring.
Baca juga: Keajaiban Cerobong Bawah Laut Sangihe
Nah, monitoring ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkini terumbu karang, ikan karang, dan megabentos serta ekosistem sekitar karang seperti lamun dan mangrove.
“Monitoring dilakukan di Batam, merupakan kali kelima sejak 2015, dan sempat off di tahun 2019-2020. Dari data yang diambil dari tahun ke tahun tersebut, akan terlihat grafik kesehatan karang dan ekosistem terkait, apakah naik, turun, atau fluktuatif. Sehingga kita tahu tindakan apa yang dapat kita lakukan,” jelas Ucu Yanu Arbi, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang menjadi koordinator Reef Health Monitoring 2021, mengutip dari LIPI.
Lebih lanjut, kegiatan monitoring terumbu karang ini bermanfaat untuk mengumpulkan data geospasial dan data kualitas air pada ekosistem pesisir terkini. Data-data tersebut diambil dengan turun langsung dengan pemantauan dari bawah air dan pengambilan sampel.
Baca juga: Papuyu Gerakkan Ekonomi Masyarakat Kalsel
“Beberapa hari kami mengalami arus yang kuat dan air yang keruh. Untuk pemantauan ikan karang kami menggunakan metode Underwater Visual Census atau UVC di mana data jumlah ikan didapatkan dari apa yang kita lihat, sehingga air yang keruh dapat mempengaruhi hasil monitoring,” ucap Muin Sinaga, Kepala Seksi Pendampingan Unit Pengolahan Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Bintan, mengutip LIPI.
Muin menjelaskan bahwa data-data yang didapatkan pada Reef Health Monitoring di Batam akan dijadikan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah sebagai upaya pelestarian terumbu karang dan ekosistem yang terkait.
Tak hanya itu, Peneliti UMRAH, Dedy Kurniawan, juga menjelaskan kondisi kesehatan karang di lokasi monitoring, ia mengatakan bahwa kondisi karang berada pada status sedang.
“Secara keseluruhan kondisi tutupan karang hidup di perairan Pulau Abang dan Perairan Karas berada pada kondisi sedang, dengan kisaran tutupan karang hidup antara 20-40%,” tutup Dedy.
Baca juga: Budidaya Lobster, Menyelamatkan Biota Laut