• 19 April 2024

Peternakan Sapi Apung Pertama Sedunia

uploads/news/2021/07/peternakan-sapi-apung-pertama-946513dfacb47c3.jpg

"di Belanda, di bangun peternakan sapi mengapung pertama dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan"

JAKARTA – Bukan hanya pasar apung, ternyata ada juga peternakan sapi apung loh, Sahabat Tani. Belanda menjadi salah satu negara yang merintis peternakan sapi apung pertama di dunia.

Seorang pengusaha bernama Minke van Wingerden, membangun sebuah fasilitas tiga lantai dengan dilengkapi teknologi yang tinggi di Rotterdam, yang terletak sekitar 50 mil di luar Amsterdam.

“Ide ini dimulai pada tahun 2012. Suami saya, Peter van Wingerden terlibat dalam sebuah proyek di New York dan kemudian terjadi Badai Sandy melanda New York dengan sangat parah, sehingga terjadi banjir. Akibat banjir tersebut, selama dua hari tidak ada lagi makanan segar di rak karena pusat logistik juga mengalami kebanjiran,” ungkap Minke, mengutip dari Reuters.

Lebih lanjut Minke menjelaskan, pemilihan lokasi ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi biaya angkut bahan makanan langsung ke pusat kota. Kata Minke, banyak kota besar di dunia berada di pinggir sungai. Dan menurutnya, ini adalah cara terbaik untuk menyediakan bahan makanan di atas perairan.

"70 persen permukaan bumi adalah air, sementara populasi dunia bertambah dan ketersediaan lahan terbatas, untuk itu kami harus mencari cara lain untuk memproduksi makanan segar kepada warga untuk mengurangi biaya transportasi," jelas Minke.

Baca juga PPKM Menjelang Penjualan Hewan Kurban

Peternakan yang beroperasi sejak tahun 2008 ini mampu menampung 40 sapi jenis Meuse-Rhine-Issel. Jenis sapi ini terkenal dan cukup khas di negeri kincir angin ini karena memiliki usia panjang dan kuat dari segi kesehatan dibanding jenis lainnya. Peternakan dengan ukuran 89x-89 kaki tersebut akan menghasilkan rata-rata 211 galon susu setiap hari.

“Meskipun aneh dan mungkin bagi sebagian orang tidak terlalu logis, kami berpikir bahwa di air masih ada ruang untuk pertumbuhan dan juga ruang untuk peluang baru untuk teknologi,” kata istri dari Peter van Wingerden ini.

Bangunan pada lantai paling bawah, diisi oleh mesin untuk memproses dan mengemas produk susu sekaligus tempat pintu masuk bagi para pengunjung. Sementara, seluruh sapi akan berada di lantai kedua, bersama dengan robot untuk memerah susu. Untuk lantai ketiga sendiri diisi untuk menanam semanggi dan rumput sebagai pakan sapi. Serta, pada lantai ketiga ini digunakan untuk menampung air hujan. Jadi, listrik bangunan ini berasal dari susunan panel surya yang mengambang di dekatnya.

Tidak hanya itu, Minke juga mengatakan peternakan sapi mengapung ini akan mendaur ulang sebanyak mungkin limbah.
Semua sapi yang berada di bangunan tersebut, tidak hanya memakan pakan dari hasil tanaman sendiri, namun dari berbagai limbah yang ada di kota, seperti biji-bijian yang tersisa dari pabrik lokal. Dan nantinya, kotoran sapi yang mereka hasilkan, akan dijual sebagai pupuk alami.

Baca juga : Ini Rahasia Pakan Sapi Berkualitas

Ide ini tak cukup membuat pasangan Wingerden ini membangun satu peternakan apung saja, ternyata mereka juga berencana untuk membangun lebih banyak lagi peternakan apung. Mereka berencana untuk membangun peternakan ayam apung dan pertanian rumah kaca apung.

Meski dinilai unik, namun terobosan peternakan apung ini ternyata juga menimbulkan kontroversi. Profesor manajemen lingkungan keberlanjutan dari Institute of Technology in Chicago, Weslynne Ashton mengatakan memindahkan peternakan di atas air merupakan tindakan yang ambisius. Ia justru khawatir peternakan ini berpotensi mencemari lingkungan air sekitarnya.

Related News