Inovasi Sehat ala Kampung Markisa
Warga RW 002, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang mengubah kawasan tumpukan sampah-sampah taman, dipenuhi oleh berbagai jenis tanaman.
TANGERANG - Pemerintah Kota Tangerang terus berupaya melakukan pemberdayaan kampung kumuh yang tidak layak huni, dengan mengadakan program perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Salah satu lingkungan yang tergerak yaitu warga RW 002, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kini udara sejuk dan hawa yang menyegarkan dirasakan pengunjung saat memasuki kampung bernama “Kampung Markisa”. Walau terletak di kota Tangerang yang penuh dengan kendaraan padat dan perumahan-perumahan megah, Kampung Markisa hadir mengubah suasana perkotaan menjadi begitu asri.
Kondisi kampung yang tertata rapi disertai dengan tanaman-tanaman yang ada di setiap sudut rumah warga menjadi salah satu hal yang patut diapresiasi. Di balik itu semua, ada hal menarik mengenai latar belakang terbentuknya Kampung Markisa ini.
“Dibentuknya Kampung Markisa ini tahun 2016. Ketika kami mau lomba di PHBS itu, program Kota Madya Tangerang. Menurut Pemerintah Kota Madya Tangerang, kampung kami ini termasuk salah satu kampung yang paling kumuh. Tempat kami ini merupakan tempat tumpukan sampah, kalau musim kemarau sampah-sampah itu dibakar kemudian menimbulkan penyakit ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut) buat warga,” ujar Ketua RW 02, Kampung Markisa, Muhammad Ali.
“Terus kalau musim hujan, sampah-sampah tersebut jatuh ke got dan kemudian timbul bau tidak sedap. Banyak warga kami yang terjangkit penyakit kulit, DBD (demam berdarah dengue) oleh karena tumpukan sampah tersebut,” lanjutnya.
Demi kelayakan tempat tinggal yang telah dihuni oleh warga belasan tahun ini, warga RW 002 pun mulai merubah pola hidup yang mereka jalani selama tinggal di kawasan pasar baru tersebut. Warga RW 002 yang terdiri dari empat RT ini mulai menanam berbagai macam tanaman di setiap pekarangan rumah masing-masing. Tak hanya itu, mereka pun mulai mengubah kawasan tumpukan sampah-sampah menjadi sebuah taman yang dipenuhi oleh berbagai jenis tanaman. Menurut Ali sendiri taman-tanaman tersebut memiliki panjang kurang lebih satu meter dan tinggi kurang lebih dua meter.
“Nama markisa sendiri sebenarnya sebuah slogan yaitu “Mari Kita Sadar”, yang kemudian disingkat jadi Markisa. Tapi tak hanya itu, di setiap lorong gang kampung ini juga ditumbuhi tanaman markisa sebagai simbol,” ucap Ali sambil menunjuk tanaman markisa di dinding lorong gang.
Selain itu, berbagai perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia pun sering mengunjungi kampung ini seperti Riau, Aceh, hingga Papua Barat. Menurut Ali, kampung-kampung tersebut datang sebagai perbandingan, sekaligus untuk mengadaptasi hal-hal positif yang ada di Kampung Markisa untuk diterapkan di kampung masing-masing. Ali juga menambahkan, semua proses yang telah dilakukan Kampung Markisa pun tidak mudah dalam membangun pola hidup sehat secara cepat.
“Awalnya cukup sulit ya untuk merubah pola hidup masyarakat. Namun, dengan sering diadakannya sosialisasi dari kami para pengurus dan juga aturan khusus dari RW untuk warga. Akhirnya warga mulai dapat berubah secara perlahan dan dampaknya sih sangat dirasakan oleh warga. Kini, sudah tidak lagi sering terjadi penyakit-penyakit akibat lingkungan kotor yang ada di kampung ini,” tambahnya.