• 22 November 2024

Inovasi Menguntungkan, Mina Padi

uploads/news/2019/10/inovasi-menguntungkan-mina-padi-26295abb5ab4c8f.jpg

Sistem tanam yang satu ini mampu memberikan pendapatan bagi petani yang menerapkannya.

 

YOGYAKARTA - Adakah sahabat tani yang tahu “mina padi?” Mina padi merupakan integrasi antara pertanian dan budidaya ikan dalam satu lahan. Selain itu, integrasi pertanian ini merupakan bentuk usaha tani gabungan (combine farming) yang memanfaatkan genangan air sawah dan sedang dikembangkan di wilayah Indonesia.

Sayangnya, tidak banyak petani yang dengan mudah beralih ke mina padi. Hal ini karena proses perawatan mina padi membutuhkan keuletan. Padahal, metode pertanian yang satu ini dianggap mampu meningkatkan kesejahteraan petani karena pendapatan dari panen padi dan pembudidayaan ikan lebih besar.

Meski sedang dikembangkan, pembudidayaan dengan metode mina padi sudah merata hampir di 17 kecamatan di Kota Yogyakarta. Salah satu lokasi percontohan mina padi yang dikembangkan, berada di dusun Cibluk, Margoluwih, Sleman. Sigit Paryono (38) selaku pengelola Mina Padi Murakabi, mengaku mengembangkan mina padi dengan cara tradisional, metode ini ia peroleh dari kakeknya.

“Kita sudah lama di Mina Padi, padinya nggak usah pakai pupuk. Pupuknya pakai kotoran ikan saja, jadi kita cukup kasih makan ikan, nanti kotoran ikannya jadi pupuk. Saling menguntungkan lah,” kata Sigit belum lama ini.

Sistem tanam yang digunakan Kelompok Tani Mina Padi Murakabi, yaitu sistem tanam “jajar legowo” 2:1. Jajar legowo merupakan salah satu sistem penanaman padi yang dilakukan dengan cara mengatur jarak antar benih pada saat penanaman. Sistem jajar legowo memiliki pola tanam monokultur dengan populasi tanaman 37.000 per hektare. Mina padi Murakabai juga menggunakan tipe sistem jajar legowo 2:1, yakni setiap dua baris diselingi satu barisan kosong dengan lebar dua kali jarak dalam barisan.

Namun, jarak tanam dalam barisan yang memanjang dipersempit menjadi setengah jarak tanam dalam barisan. Penyemaian benih pada sistem legowo ini dengan cara benih disebar pada bedengan-bedengan yang terisolasi di luar areal penanaman. Bibit dipindahkan ke lahan pada usia tidak lebih dari 15 hari. Sistem jajar legowo ini dapat meningkatkan hasil gabah dan perkembangan ikan.

“Itu nggak mengurangi rumpun padi. Jajar legowo tanahnya agak lengket, kalau berang berang mengejar ikan agak kesulitan. Untuk legowonya, ikan biar leluasa bergerak,” ujar sigit.

Dalam melakukan metode mina padi tradisional ini, Sigit terlebih dahulu menyebar benih padi dan barulah menyebar ikan emas di area persawahan. Setiap 1.000 meter lahan akan disebar benih ikan sebanyak 4.000 ekor. Sekali panen saja, Sigit mengklaim dapat menghasilkan keuntungan Rp4 juta hingga Rp5 juta per 1.000 meter.

Sementara untuk hasil panen padi, sekali panen akan menghasilkan beras dengan kualitas yang sehat tanpa adanya pestisida. Meski penyemaian padi dilakukan di awal, namun hasil panen yang diperoleh justru berasal dari ikan mas lebih dulu ketimbang padi. “Kalau sebar benihnya itu padi dulu baru ikan. Tapi setiap panen malah panen ikan dulu baru padi,” tutup Sigit.

Related News