“Saat ini, penularan dari hewan ke manusia merupakan risiko yang relatif rendah terhadap kesehatan masyarakat di daerah-daerah di mana penularan dari manusia ke manusia tetap tinggi,”
JAKARTA – Belum lama ini dua macan Sumatera asli Indonesia terjangkit virus Corona. Yang mana virus tersebut masih dicari tahu keberadaannya. Berbicara mengenai virus Corona (SARS-CoV-2), virus corona merupakan penyakit menular dan mematikan yang melompat dari hewan ke manusia atau bahkan dari manusia ke hewan. Lantas, apakah virus yang dialami satwa tersebut dapat menyebar ke manusia? Dan bagaimana cara menanganinya? Mari kita cari tahu!
Covid-19 merupakan Infeksi lintas spesies yang dapat berasal dari peternakan atau pasar, di mana kondisi menumbuhkan pencampuran patogen, memberi mereka kesempatan untuk menukar gen dan bersiap untuk menginfeksi (membunuh) inang asing sebelumnya. Transfer ini dapat terjadi dari kegiatan yang tampaknya jinak seperti membiarkan monyet pertunjukan di beberapa sudut jalan Indonesia memanjat di kepala.
Baca juga : Kronologi Harimau Terpapar Virus Covid-19
Pasalnya, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia disebut zoonosis. Beberapa penyakit, seperti HIV, dimulai sebagai zoonosis tetapi kemudian bermutasi menjadi strain khusus manusia. Zoonosis lain dapat menyebabkan wabah penyakit berulang, seperti penyakit virus Ebola dan salmonella. Dan jenis lainnya lagi, seperti novel corona virus yang menyebabkan COVID-19. lebih dari tiga belasan yang dapat menyerang kita langsung melalui sentuhan dan lebih dari empat belasan yang dihasilkan melalui gigitan. Namun, parasit pembawa penyakit tidak pilih-pilih tentang inang. Sehingga, hampir setiap orang dapat terjangkit virus tersebut.
Perlu dicatat, sebenarnya penyakit manusia juga dapat memusnahkan populasi hewan, penyebaran bermula dari kegiatan yang bermaksud baik seperti ekowisata dan lainnya. Prof. Margaret Hosie, MRC-University of Glasgow Centre for Virus Research merupakan penulis utama penelitian tentang penularan virus manusia ke kucing mengatakan, "dua kasus penularan dari manusia ke hewan ini, ditemukan pada populasi kucing di Inggris, itu menunjukkan mengapa penting bagi kita untuk meningkatkan pemahaman tentang infeksi Sars-CoV-2 hewan. Saat ini, penularan dari hewan ke manusia merupakan risiko yang relatif rendah terhadap kesehatan masyarakat di daerah-daerah di mana penularan dari manusia ke manusia tetap tinggi,” ungkap Margaret, seperti mengutip BBC.
Baca juga : Perhatikan Protokol Kesehatan Untuk Petani
"Namun, ketika kasus manusia menurun, prospek penularan di antara hewan menjadi semakin penting sebagai sumber potensial reintroduksi Sars-CoV-2 kepada manusia. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan pemahaman kita tentang apakah hewan yang terpapar dapat memainkan peran apa pun dalam penularan," Pungkasnya.
Dalam hal ini, Organisasi WHO menjelaskan pencegahan penyakit zoonosis berbeda untuk setiap patogennya namun, beberapa praktik diakui efektif dalam mengurangi risiko di tingkat komunitas dan pribadi. Pedoman yang aman dan tepat untuk perawatan hewan di sektor pertanian, dapat membantu mengurangi potensi wabah penyakit zoonosis bawaan makanan melalui daging, telur, susu atau bahkan beberapa sayuran. Dengan menggunakan standar air minum bersih dan pembuangan limbah, serta perlindungan untuk air permukaan di lingkungan alam, merupakan penting dan efektif.
Mengedukasi masyarakat untuk cuci tangan setelah kontak langsung dengan hewan dan penyesuaian perilaku lainnya dapat mengurangi penyebaran penyakit zoonosis ketika terjadi. Sehingga meski virus dari hewan ke manusia masih rendah, sedemikian mungkin sahabat tani tetap selalu perhatikan protokol kesehatan setelah berkontak lansung dengan satwa jenis apapun baik yang terjangkit maupun tidak.
Baca juga : Minuman Untuk Daya Tahan Tubuh