Veltikultur, Cara Hemat Bercocok Tanam
Veltikultur, Cara Hemat Bercocok Tanam
Selain tidak menggunakan banyak lahan, veltikultur juga hemat biaya.
TANGERANG - Memiliki halaman rumah yang luas untuk dijadikan tempat berkebun menjadi impian banyak orang. Namun, lahan rumah yang sempit dan tempat tinggal dengan khas perkotaan seringkali menjadi suatu permasalahan. Namun, dunia pertanian terus berinovasi, masyarakat dapat memanfaatkan setiap lahan yang ada dengan kreativitas tersendiri.
Salah satunya adalah sistem tanam veltikultur. Veltikultur merupakan teknik bercocok tanam pada suatu ruang atau lahan yang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat. Teknik seperti ini tidak membutuhkan ruangan atau lahan yang luas melebar.
Baca juga: Paru-Paru Mini Kampung Teduh
Selain tidak menggunakan banyak lahan, veltikultur juga hemat biaya. Sahabat tani cukup merogoh sedikit uang untuk membeli sedikit pupuk tanah dan bibit. Bibit juga bisa didapat dari menyisihkan sedikit bahan-bahan yang ada di dapur misalnya jahe, lengkuas, daun pandan dan lainnya.
Seperti yang dilakukan Awang, pria asal Tangerang ini juga menerapkan teknik menanam veltikultur. Menurutnya, dalam veltikultur, media tanam yang digunakan bebas, tidak tergantung jenisnya. Awang sendiri banyak memanfaatkan barang-barang daur ulang seperti botol air minum bekas, celengan plastik dan juga menggunakan toples bekas sebagai media tanam dari bibit yang akan dikembangkannya.
Ia menyatakan, dengan memanfaatkan wadah apa pun sebagai media tanam, terlebih lagi dengan menggunakan barang daur ulang, dapat mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan tanpa harus mengeluarkan uang untuk membeli pot. Ia juga tidak membeli banyak pot, sebagian besar hanya memanfaatkan barang-barang bekas yang masih berfungsi sebagai media tanam. Awang juga menambahkan, bahwa tidak sulit merawat tanaman dengan sistem veltikultur.
“Enggak susah, kalau pohon-pohon seperti ini gampang. Yang penting dia kena air aja. Cara merawat tanaman veltikutur seperti ini enggak sulit sebenarnya. Cuma kalau sudah tumbuh besar, biasanya di jadikan dua bagian dan untuk dikembangbiakan lagi lebih banyak. Karena tempatnya kan kecil, sementara akar dari bibitnya semakin besar kian hari,” ujar pria berusia 35 tahun itu di rumahnya di Gang Haji Lembang, Kelurahan Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten.
“Ya kalau untuk lebih efektif sih sebenarnya efektif pot. Karena pot itu lebih luas untuk pemekaran akarnya. Kalau pakai botol air minum seperti ini, ketika akarnya sudah mulai membesar seperti ini, harus kita bagi lagi ke tempat yang lain. Makin lama harus di pisah dan enggak efektifnya seperti itu, harus kita bongkar, kita bagi dua, bikin baru lagi,” tutup Awang.