Porang, Makanan Pokok Masa Depan
“Porang itu bisa dikatakan tanaman masa depan untuk kita semua mendorong petani-petani di Indonesia, pemuda-pemuda kita yang awalnya lontang-lantung sekarang sudah menjadi petani porang dan lebih berdaya”
JAKARTA – Porang merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak manfaat serta menjadi sumber karbohidrat.
Beberapa waktu terakhir, tanaman Porang disebut oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai tanaman yang dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat pengganti beras. Hal ini dibenarkan oleh salah satu petani porang di Desa Kepel, kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, provinsi Jawa Timur.
“Di dalam porang itu terdapat dua kandungan. Pertama, 75 persen didalamnya terdapat kandungan glukomannan. Glukomannan ini digunakan untuk bahan-bahan pokok seperti pembuatan beras, mie, dan tahu. Selebihnya, 25 persen itu mengandung oksalat rasa gatal dan dapat digunakan untuk obat, kosmetik dan sebagainya,” ujar Henry, saat di wawancarai oleh reporter Jagadtani.id melalui sambungan telepon.
Henry yang juga tergabung dalam PT Paidi Indo Porang, menyatakan porang di ranah internasional sangat dibutuhkan. Beberapa negara bahkan sudah menjadikan porang sebagai makanan pokok.
“Dalam satu musim, kami mengekspor 350 ton. Karena kebutuhan porang ini sudah mencapai negara China, Jepang, Vietnam, Thailand, ke Korea juga. Bahkan sebentar lagi akan merangkak ke pasar Australia. Di negara-negara sana, porang tidak bisa ditanam, maka Indonesia yang memproduksinya,” ungkap Henry.
Baca juga : Porang, Komoditas Andalan Petani Milenial
Lebih lanjut, Henry menceritakan porang mampu bertahan hidup di wilayah tropis. Kata Henry, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai tempat tumbuh tanaman porang.
“Saya sudah pernah keliling ke seluruh Indonesia dari mulai daerah Aceh, Kalimatan, Lampung, Metro, Bangka Bitung, bahkan sampai pergi ke luar negeri juga untuk meriset, dan hasilnya porang sangat bagus untuk ditanam di seluruh wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Henry mengatakan, bahkan di NTT yang memiliki tanah gersang, ternyata bagus untuk di tanami tanaman porang. Flores, mejadi salah satu wilayah yang ternyata memiliki banyak tanaman porang liar.
“Di NTT banyak orang-orang yang tertolong karena porang ini. Akhirnya bekerjasama untuk mengirim tanaman porang ke Madiun. Tidak hanya NTT, di daerah Kalimantan juga banyak sekali tanaman porang liar. Setelah barangnya sampai ke Madiun, kemudian kita cek kualitasnya, lalu kita kirim ke luar negeri. Kita olah dulu sampai menjadi porang kering,” katanya.
Baca juga : Kementan Garap 1000 Hektar Porang
Pria yang lahir di Desa Kepel ini menjelaskan, porang merupakan tanaman asli Indonesia dan sudah lama di budidayakan.
“Misalnya seperti pabrik ambiko di pasuruan, sudah bertahun tahun dia berdiri dan dia bahkan sudah mengolah porang sampai menjadi bahan makanan sendiri seperti mie, tahu dan beras tadi. Kalau saya mengolah hanya sampai sebatas chip saja yaitu porang yang sudah kita cuci, kita rajang kemudian kita jemur. Begitu sudah kering, kemudian kita kirim," jelasnya.
Henry juga mengaku, hasil olahan porang menjadi bahan makanan pokok dinilai enak untuk dinikmati serta menjadi tanaman yang mampu memberdayakan petani-petani di Indonesia.
“Tapi untuk beras, mie dan tahu yang dibuat dari porang, saya pribadi juga sudah merasakan sendiri dan ternyata rasanya lebih enak. Porang itu bisa dikatakan tanaman masa depan untuk kita semua mendorong petani-petani di Indonesia, pemuda-pemuda kita yang awalnya lontang-lantung sekarang sudah menjadi petani porang dan lebih berdaya,” tutupnya.