"Jangankan memberikan fasilitas yang baik untuk kuda, untuk keluarga sendiri saja masih kurang. Padahal, delman menjadi pekerjaan turun temurun. Kalau dibiarkan begini terus, akan semakin banyak kuda yang ditemukan mati di jalan"
JAKARTA - Sahabat tani pernah naik delman? Delman merupakan salah satu moda transportasi tradisional yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Pengoperasian delman dilakukan dengan cara ditarik dengan kuda yang dikendalikan oleh kusir.
Seiring berjalannya waktu, delman tak hanya berfungsi sebagai moda transportasi semata, melainkan dijadikan tujuan berwisata. Kini, delman pun mulai bersolek dalam rangka bertransformasi. Kali ini, delman dihiasi kembang kelapa warna-warni. Namun, di balik transformasi delman yang kian menarik, tersimpan kisah pilu bagi para kuda yang menarik delman.
Dari awal kuda berangkat kerja untuk melayani penumpang, mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh. Belum lagi saat sudah sampai di lokasi kerja, mereka dipaksa bekerja tanpa kenal lelah. Kalau penumpang ingin naik, harus dilayani meski sebenarnya kuda sedang butuh istirahat.
Baca juga: Peduli Kuda Pekerja Saat Pandemi
Yadi, kusir yang tinggal di kampong delman Jl. Pulojahe Jakarta Timur membagikan kisahnya selama 15 tahun menjadi pak kusir.
"Saya jadi kusir sudah 15 tahun lebih, merantau dari Majalaya, Bandung. Memang pusat delman itu paling banyak di Bandung. Selama disini saya juga pindah-pindah tinggalnya tergantung gusuran, biasanya kalau ada gusuran dikasih tahu sama yang punya tanah dari jauh-jauh hari supaya kita ada waktu buat cari tempat tinggal yang baru," pungkasnya.
Setiap sore, Yadi beserta teman-teman kusir yang lain harus berangkat ke Banjir Kanal Timur atau yang biasa disingat BKT untuk mangkal menunggu para penumpang yang ingin naik delman.
"Berangkat dari BKT jam 3 sore sampai jam 5, pendapatannya paling sekitar 70 ribu - 100 ribu kalau hari biasa tapi kalau sabtu minggu Alhamdulillah bisa sampai 300 ribu," ujarnya.
Kegigihan para kusir untuk mencari uang terkadang melupakan kesejahteraan kuda, seperti kurangnya memperhatikan kesehatan. "Kadang kalau bobot penumpangnya keberatan dia perutnya suka luka, kakinya suka kena paku, kepleset. Tapi karena ada bantuan dari Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian dan juga Jakarta Animal Aid Network beserta Rumah Harapan Melanie Subono yang selalu membantu untuk menunjang kesehatan kuda disini ya Alhamdulillah sampai saat ini kuda kita terawat semua, bahkan kuda saya berat badannya naik 10 kg," ungkapnya.
Baca juga: Darurat PPKM, Kuda Butuh Perhatian
Fasilitas yang terbatas membuat kuda harus terpaksa beradaptasi dengan keadaan yang kurang layak. Tidak bisa menyalahkan kusir delman, karena mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memfasilitasi tapi kesulitan biaya pun menjadi halangannya.
Jangankan memberikan fasilitas yang baik untuk kuda, untuk keluarga sendiri saja masih kurang. Padahal, delman menjadi pekerjaan turun temurun. Kalau dibiarkan begini terus, akan semakin banyak kuda yang ditemukan mati di jalan.
Karin Franken sebagai Co Founder JAAN, menyatakan bahwa sejak bulan Juli-September 2021, JAAN melalui Program Peduli Kuda Pekerja telah mendistribusikan bantuan untuk pakan kuda delman ke seluruh kuda delman di wilayah DKI Jakarta.
Lalu sejak bulan Agustus hingga bulan September 2021, dengan bantuan Animals Australia sebagai funding body dari bantuan darurat peduli kuda pekerja, baik hewan dan pemilik kuda telah mendistribusikan bantuan pakan kuda sebanyak 22 ton dedak dan sembako. Karin berharap bantuan ini dapat membuat para kuda maupun pak kusir semakin sehat dan sejahtera.
Baca juga: Pentingnya Mensejahterakan Hewan Pekerja