Sunscreen Dapat Merusak Biota Laut
Kulit kita sangat membutuhkan sunscreen untuk menghindari bahaya sinar UVA dan UVB. Namun, penggunaan sunscreen ternyata bisa merusak biota laut dan lingkungan.
JAKARTA – Menjaga kesehatan kulit menjadi salah satu hal penting yang harus dilakukan semua orang, baik dari kaum wanita maupun kaum pria. Pentingnya menggunakan sunscreen untuk menjaga kesehatan kulit, telah banyak disampaikan oleh para ahli dan juga beauty ilnfluencer.
Sunscreen menjadi krim yang melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB, dan paparan sinar ini sangat berbahaya bagi kulit bahkan bisa menyebabkan penyakit kanker kulit. Menyeramkan sekali ya. Maka, pemakaian sunscreen sangat dianjurkan setiap pagi, untuk keluar ruangan bahkan mesi tetap didalam ruangan.
“Penggunaan sunscreen itu penting banget. Bahkan, meski kita sedang didalam ruangan harus tetap pakai sunscreen, karena sinar ultraviolet A (UVA) itu bisa menembus kaca jendela rumah. Sehingga wajib banget menggunakan sunscreen,” ungkap Ruri, pendiri dari Nectars Skincare Organic.
Baca juga : Skincare Porang Laris di Jepang
Namun, sahabat tani perlu teliti dalam menggunakan bahan sunscreen, karena kandungan bahan pada sunscreen dapat membahayakan kulit kita sendiri jika mengandung Sun Protection Factor (SPF) yang berlebihan. Tidak hanya itu, kandungan didalam sunscreen dapat membahayakan lingkungan dan membunuh ribuan biota laut seperti terumbu karang.
“Kalau di Eropa, sudah banyak bahan-bahan yang di banned atau dilarang. Sayangnya, di negara kita regulasinya belum kuat, negara kita masih kurang tegas. Nah, itu lah yang membuat kita arus hati-hati ketika membeli sunscreen karena bisa merusak lingkungan,” ungkap alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.
Lebih lanjut, Ruri menambahkan “Sunscreen di dunia ini nggak ada yang murni natural atau organic. Jadi kalau ada yang meng-klaim diri bahwa produk mereka alami, itu sebenarnya bohong,” tambahnya.
Setelah diteliti, bahan kimia didalam sunscreen yang membahayakan biota laut adalah oxybenzone dan octinoxate. Selain dua bahan kimia tersebut, ada beberapa bahan kimia lain didalam sunscreen yang dapat mengancam kerusakan lingkungan. Ruri menambahkan, SPF yang terlalu tinggi sangat berbahaya untuk ibu hamil.
“Bahkan sempat ada kasus besar di Korea, yang ketahuan bahwa SPF nya itu terlalu besar sehingga sangat bahaya untuk kulit kita dan apalagi terkena biota laut. Penggunaan SPF berlebihan ini juga akan sia-sia, justru akan merusak kulit sendiri,” ungkap Ruri kepada reporter Jagadtani.Id melalui sambungan telepon.
Baca juga : Terumbu Karang yang Terancam Punah
Jadi, ketika kita menggunakan sunscreen saat berenang di laut, secara tidak sadar akan membuat dampak pada kerusakan laut. Selain perubahan iklim dan adanya penambahan polusi laut, kandungan didalam sunscreen tersebut akan membahayakan biota laut. Diperkirakan telah 6.000 ton sunscreen, berhasil menggilas habis terumbu karang di seluruh dunia setiap tahunnya. Beberapa baby coral juga ditemukan mengalami pemutihan karang.
“Memang isi sunscreen adalah bahan kimia semua, namun tetap kita butuh, kalau tidak kita akan terkena paparan sinar UVA tersebut. Ironis sebenarnya. Makanya kita harus pintar-pintar memilih sunscreen. Lakukan riset, cari sunscreen yang tidak mengandung bahan karsinogenik dan yang SPF-nya ringan. Baca komposisinya, dan hindari beberapa kandungan yang membahayakan untuk diri sendiri khususnya untuk lingkungan dan biota laut,” tutupnya.
Baca juga : Petani Ikan Pinjamkan Tabung Oksigen