Intip Fakta Penting Budidaya Porang
“Kemarin, berkat kunjungan pak Jokowi ke Madiun, masyarakat semakin banyak yang mengenal porang dan semakin semangat untuk budidaya porang”
JAKARTA – Belakangan ini, tanaman porang jadi banyak perbincangan masyarakat. Sejak presiden Joko Widodo mengatakan bahwa porang di prediksi memiliki masa depan yang cerah, banyak masyarakat yang mulai ikut membudidayakan tanaman jenis iles-iles ini.
“Kemarin, berkat kunjungan pak Jokowi ke Madiun, masyarakat semakin banyak yang mengenal porang dan semakin semangat untuk budidaya porang. Ada masyarakat yang sebelumnya paham banyak tentang porang karena yang mereka tahu, porang itu tidak bisa dimakan. Akhirnya mulai mencari tahu dan ikut budidaya,” ujar Afif, salah satu petani porang di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, saat di wawancarai oleh reporter Jagadtani.Id melalui sambungan telepon.
Kata Afif, petani porang mulai meningkat khususnya di wilayah pulau jawa. Apalagi sejak adanya pandemi covid-19, banyak beberapa orang yang harus kehilangan pekerjaannya dan membuat mereka berinisiatif untuk mulai bercocok tanam dengan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar rumah.
“Masyarakat di pulau jawa mulai berlomba-lomba budidaya porang. Tapi, ada juga peserta dari luar pulau jawa. Kemarin ada tamu dari daerah Papua yang datang kesini untuk belajar budidaya porang secara langsung. Mereka menginap 3 hari dua malam,” ungkap pria berusia 28 tahun itu.
Baca juga: Rahasia Memilih Bibit Porang Terbaik
Lebih lanjut Afif menjelaskan, porang memiliki daya tahan yang cukup lama dibandingkan tanaman lainnya. “Petani di desa kami ini jualnya bukan berdasarkan waktu, tapi berdasarkan kebutuhan. Jika belum butuh pasti belum kami jual. Dan porangnya tidak akan busuk, selama keberadaannya tetap didalam tanah. Dengan syarat tanah harus tetap terjaga. Gunakan tanah intensif seperti menanam ketela, kemudian dibuat gundukan. Tujuan dari dibuat gundukan itu, supaya airnya tidak tergenang disitu atau tidak becek,” jelas Afif.
Anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sarwo Asih ini juga menjelaskan, beberapa fakta penting yang harus diketahui oleh pemula saat budidaya porang adalah meski porang memiliki daya tahan yang lama, namun sahabat tani tetap harus memperhatikan tempat penyimpanan hasil panen porang. Misalnya, dengan menyediakan rak porang yang diberi jarring-jaring kawat agar sirkulasi udara penyimpanan tetap lancar.
“Kemudian kalau untuk menghindari jamur, harus dicuci pakai sabun. Kalau sudah bersih, kita simpan di tempat yang tidak lembab dan jangan biarkan porang kontak langsung dengan sinar matahari. Bisa di simpan di teras atau di ruang tertentu agar bisa bertahan lama,” katanya.
Baca juga: Desa Kepel Bangkit dengan Porang
Kata Afif, porang ideal tumbuh di tanah dengan ketinggian 400-700 mdpl. Sedangkan di Desa Kepel, desanya, porang mampu tumbuh subur karena memiliki ketinggian 550 mdpl. Untuk itu, Afif juga membagikan beberapa tips dan fakta kepada sahabat tani agar sukses budidaya porang.
“Pertama, pastikan bibit benar-benar sehat. Kemudian gunakan pupuk yang sudah efektif. Jangan sampai, kotoran dari kandang masih basah langsung di letakan di tanah porang. Jadi harus kering atau sudah di ferementasi,” ujarnya.
Kemudian, kata Afif, pastikan tanah yang digunakan bukan tanah yang becek atau tergenang air. Sahabat tani juga harus memantau perkembangan porang dari hama dan penyakit.
“Kalau ada ulat atau hama daun, segera ambil kemudian matikan hama tersebut jauh-jauh dari luar lahan. Kenapa harus diluar lahan, karena jika matikan ulat atau hama daun maish dalam satu daerah kemudian masih ada telurnya, itu bisa berkembang lagi. Dari 100 persen, paling hanya 3 persen yang terkena hama,” tutupnya.
Baca juga: Porang Ubah Nasib Para Pengangguran