Pony dilatih untuk bisa berputar-putar ketika menghadapi ‘tamu’nya. Tubuhnya bahkan dipenuhi beragam perhiasan dan aroma tubuhnya begitu menyengat akibat parfum yang membaluri sepanjang tubuhnya.
JAKARTA – Hati nurani manusia mulai dibutakan oleh kerasnya kehidupan. Kebiasaan manusia yang seringkali mencari jalan pintas untuk bertahan hidup, membuat manusia mundur secara moral. Hal ini semakin diperjelas melalui kisah Pony, orangutan yang dipekerjakan untuk berhubungan seks dengan para pria di daerah Kalimatan Tengah.
Kekerasan terhadap hewan bukan lagi suatu hal yang jarang. Kini, dari tahun ke tahun semakin banyak kasus kekerasan hewan akibat ulah tangan manusia. Akal manusia seolah tak lagi mampu membedakan mana perlakuan yang baik, dan mana perlakuan yang buruk.
Kisah ini berawal ketika seekor bayi orangutan diambil dari hutan di Kalimantan. Bayi orangutan tersebut dinamai Pony. Pony dibesarkan dan dibawa ke rumah oleh seorang perempuan dari Kecamatan Kereng Pangi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Mirisnya, Pony dibesarkan bukan untuk dipelihara layaknya hewan peliharaan, melainkan sebagai ladang penghasil uang. Setiap hari, pemilik rumah mencukur Pony dan berulang kali primata tersebut diperkosa oleh para pria yang mengunjunginya di rumah bordil. Karena kehilangan banyak bulu-bulunya, kulit Pony jadi iritasi karena gigitan nyamuk dan dipenuhi banyak jerawat.
Pony dilatih untuk bisa berputar-putar ketika menghadapi ‘tamu’nya. Tubuhnya bahkan dipenuhi beragam perhiasan dan aroma tubuhnya begitu menyengat akibat parfum yang membaluri sepanjang tubuhnya.
Baca juga: Kelahiran Bayi Orangutan GL Zoo
Organisasi Penyelamatan Orangutan Borneo yang mengetahui hal tersebut, memutuskan melakukan aksi penyelamatan Pony untuk mengeluarkannya dari tempat prostitusi. Saat dikunjungi, Pony tengah dirantai dalam keadaan terbaring di atas matras. Keadaan semakin ricuh ketika tim memulai aksi penyelamatan, warga setempat mulai menudingkan senjata tajam, pisau beracun hingga mandau. Mereka tak rela Pony dipindahkan.
“Namun akhirnya berhasil di selamatkan. Setelah selamat, ia langsung mendapatkan perawatan intensif dari tim medis BOS Foundation,” ungkap tim penyelamat orang utan BOS Foundation saat di konfirmasi oleh reporter Jagadtani.Id melalui obrolan daring.
Tidak mudah bagi Pony untuk memulihkan keadaanya. Orangutan ini mengalami trauma hebat. Hidup mengerikan yang ia jalani selama tinggal bersama manusia, membuat primata ini kesulitan beradaptasi dengan jenis orangutan lainnya ketika ia tinggal di penangkaran. Tidak mudah bagi Pony untuk belajar hidup sebagai orangutan liar. Hal lainnya juga ditandai dengan jeritan kencang Pony setiap kali ibu mucikarinya berkunjung ke tempat rehabilitasi, kemudian ia juga mengeluarkan kotoran akibat ketakutan.
Pony kemudian ditempatkan di Pulau Bangamat, yang merupakan salah satu pulau pra-rilis, untuk mendorongnya hidup lebih mandiri. Kini, Pony aktif di sekolah hutan untuk bergabung dengan orangutan betina lainnya guna mengembalikan sifat aslinya.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Ancam Konservasi Orangutan