Jengkol Laris Manis di Dunia
Buah dengan nama latin archidendron pauciflorum ini, di ekspor ke Jepang khususnya ke kota Tokyo sebanyak 100 kilogram.
JAKARTA – Kelezatan rasa jengkol ternyata tidak hanya mampu menggugah lidah orang Indonesia. Belum lama ini, jengkol atau jering asal Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat berhasil menembus pasar ekspor hingga ke negeri sakura Jepang. Buah yang masuk pada kategori polong-polongan ini, tidak disangka masuk dalam jajaran komoditas ekspor pertanian Indonesia, meskipun jumlah ekspornya masih relatif kecil.
Sebelumnya, jengkol sama sekali belum pernah masuk pasar ekspor. Namun, buah dengan nama latin archidendron pauciflorum ini, di ekspor ke Jepang khususnya ke kota Tokyo sebanyak 100 kilogram. Jika permintaan ekspor jengkol terus meningkat, bukan tidak mungkin jengkol menjadi salah satu andalan ekspor komoditi pertanian ke depan. Komoditas pertanian asal Sumatera Barat ini di ekspor dalam bentuk buah utuh, bisa juga dalam bentuk pangan olahan.
Baca juga: Jengkol, Si Bau tapi Bermanfaat
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto menjelaskan, ekspor jengkol tersebut merupakan permintaan dari Jepang sendiri. Menurutnya, jengkol diburu oleh Jepang karena merupakan salah satu yang terbaik untuk dijadikan bahan baku es krim.
Tidak hanya ke Jepang, komoditas ini pun laris manis diburu di berbagai negara, dari Asia hingga Eropa. Bahkan, Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), aroma jengkol Indonesia semerbak hingga ke kawasan Timur Tengah. BPS mencatat, sepanjang tahun ini saja, jengkol telah diekspor seberat 522.875 ton ke berbagai negara di dunia hingga Juni 2021. Sementara itu, dari sisi nilai ekspornya sendiri tercatat mencapai US$755.658 atau setara dengan Rp 10.760.645.
Di dalam negeri, beberapa daerah bahkan mengaku harga 1 kilogram jengkol sering kali meningkat drastis setara dengan 1 kilogram daging ayam atau mendekati harga 1 kilogram daging sapi.
“Kalau hari ini harga jengkol Rp 45.000 per kilonya. Pernah harga jengkol setara dengan harga daging sapi. Biasanya bisa mahal atau naik sampai seharga daging itu kalau ada hari raya atau hari besar seperti kemarin lebaran Idul Adha,” ungkap Nana, pedagang sayur di daerah Paninggilan Utara, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, Banten.
Meskipun jengkol menimbulkan bau tak sedap pada urin, tak sedikit yang menyukai jengkol untuk diolah dan di konsumsi sebagai lauk makan dengan nasi. Beberapa olahan jengkol yang khas dibuat oleh masyarakat Indonesia antara lain semur jengkol, lalapan jengkol, kerupuk jengkol, jengkol balado, gulai paluik dan masih banyak lagi.
Baca juga: Manfaat Tak Terduga Daun Melinjo