• 23 April 2024

Panen Melimpah Ditengah La Nina

"Alhamdulillah kita bisa panen tembakau lebih awal. Tahun ini adalah tahun La Nina. Meski sedang La Nina, tetap membawa berkah bagi petani yang bermitra"
 
KLATEN - Di tengah anomali iklim La Nina tahun ini, petani tembakau di Dusun Rejodani, Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bersyukur karena panen melimpah.
 
Petani tembakau setempat, Juwandi (60), mengatakan, tembakau yang dibudidayakan merupakan jenis Grompol Jatim. Varietas tembakau ini memiliki banyak keunggulan, salah satunya masa panen pendek dan mudah perawatannya. Hasil panen tahun ini ada kenaikan 60 persen dibanding musim panen sebelumnya. Tahun lalu, tanaman tembakau yang bisa dipanen hanya sekitar 10 hektar, sedangkan tahun ini sampai 30 hektar.
 
"Alhamdulillah kita bisa panen tembakau lebih awal. Tahun ini adalah tahun La Nina. Meski sedang La Nina, tetap membawa berkah bagi petani yang bermitra," ujar Juwandi, Jumat (10/9/2021).
 
 
Selama ini, ia bermitra dengan perusahaan yang bergerak di bidang ekspor tembakau dengan pangsa pasar Uni Eropa Dan Amerika. Tahun ini ia mendapat jatah pengiriman minimal 50 ton kering. Namun dengan hasil panen yang melimpah, ia berharap bisa 100 ton kering. Harga tembakau asepan untuk top great mencapai Rp 35.000 per kilogram.
 
Untuk menjaga kualitas, menurut Juwandi, perlu pengolahan khusus terhadap tembakau hasil panen. Tembakau disimpan selama empat hari sampai menguning untuk kemudian masuk pada proses pengasapan.
 
"Agar pengasapan maksimal, digunakan limbah tongkol jagung karena memiliki kandungan gula yang banyak," ujarnya.
 
 
Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Provinsi Jawa Tengah, Kadarwati, mengatakan tahun ini tidak seluruhnya petani tembakau bisa panen raya, mengingat situasi iklim yang tak menentu, setidaknya ada penurunan 30 persen.
 
Kadarwati pun mengapresiasi masih ada petani tembakau yang bisa panen seperti yang ada di Kabupaten Klaten.
 
"Ini bersyukur. Salah satu petani yang masih bisa panen. Apapun kondisi Covid masih bisa berjalan dalam panen ini, meskipun kita melihat ada beberapa tanaman ini kan lubang-lubang dimakan ulat itu kan juga mengurangi dari harga great," ujarnya.
 

Related News