Dua Varietas Padi Baru Unej
Pertama, padi varietas Golden Rice, padi dengan kandungan A dan kedua, varietas padi punel yang bisa ditanam di Indonesia.
JEMBER - Para peneliti Pusat Unggulan IPTEK Perguruan Tinggi Bioteknologi Tanaman Industri (PUI Bio Tin) Universitas Jember (Unej) memperkenalkan dua varietas padi baru. Pertama, padi varietas Golden Rice, padi dengan kandungan A dan kedua, varietas padi punel yang bisa ditanam di Indonesia. Kedua varietas padi baru tersebut diperkenalkan saat upacara Dies Reader dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-55 Universitas Jember, Rabu (20/11). Menurut peneliti PUI Bio Tin, M. Ubaidillah, yang meneliti kedua varietas tersebut, varietas Golden Rice adalah padi yang diproyeksikan untuk kesehatan.
“Padi yang dimasak jadi nasi adalah makanan pokok bagi orang Indonesia, sehingga ada istilah belum makan jika belum makan nasi, jadi bisa dipastikan hampir setiap hari kita makan nasi. Mengingat pentingnya posisi padi, lantas terpikirkan bagaimana jika padi kita jadikan sebagai pembawa unsur penting bagi tubuh sehingga tidak hanya sekedar sumber karbohidrat saja. Kemudian vitamin A dipilih mengingat Indonesia masih menghadapi kekurangan vitamin A, terutama pada anak balita,” ujar dosen yang akrab dipanggil Ubaid ini dalam keterangan tertulis, di Gedung Soetardjo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (20/11).
Baca juga: Unej Luncurkan Dua Anggrek Baru
Untuk menciptakan padi Golden Rice, ditempuh dengan metode rekayasa genetika dengan transfusi genetik. Gen vitamin A dari tanaman cabai lalu dimasukkan ke tanaman padi, karena itu setiap satu gram padi Golden Rice mengandung 1,5 mikrogram vitamin A.
“Dengan metode rekayasa genetika maka tidak hanya kandungan vitamin A saja yang bisa dimasukkan ke dalam padi, namun juga bahan anti-oksidan, anti hipertensi dan lainnya. Dan padi untuk kesehatan inilah yang sedang kami kembangkan di PUI Bio Tin,” tutur Ubaid di sela-sela acara Dies Reader.
Ubaid menambahkan, walaupun padi Golden Rice yang dikembangkan Unej sudah mencapai turunan ke delapan (F8), namun untuk dilepas dan ditanam secara massal masih perlu melewati saringan tertentu, mengingat varietas tersebut masuk ke golongan Genetically Modified Organism (GMO).
Baca juga: Padi Inpari Zinc Cegah Stunting
Varietas padi kedua, yaitu padi punel atau rendah kandungan amilosa yang sudah bisa ditanam di Indonesia. Umumnya padi punel yang biasa dikonsumsi masyarakat Jepang dan Korea Selatan, hanya bisa ditanam di negara dengan iklim sub-tropis. Akibatnya, kebutuhan padi punel ala Jepang demi memenuhi kebutuhan restoran khas Jepang atau Korsel di Indonesia harus diimpor. Pasalnya, padi punel khas Jepang berbeda dengan padi yang ditanam di Indonesia. Salah satu keunggulan padi Jepang, lebih pulen namun tidak lengket seperti beras ketan.
“Untuk memperoleh padi punel yang bisa ditanam di Indonesia, maka kami melakukan teknik molecular breeding, di mana padi Jepang atau padi Japonica disilangkan dengan padi Milvang, padi Nagdong, dan padi IR 64. Sehingga menghasilkan padi yang cita rasanya pulen, tapi bisa ditanam di Indonesia. Selain mengembangkan padi Jepang, kami juga tengah meneliti padi yang tahan terhadap hama wereng dan bulai. Untuk varietas padi punel ini sudah bisa disebarluaskan kepada petani Indonesia karena bukan produk GMO,” ungkap Ubaid.
Baca juga: Padi Organik dalam Keterbatasan Lahan
Dalam pengembangan padi Golden Rice dan padi punel di Unej dimulai sejak 2015 lalu. Pengembangan padi tersebut bekerja sama dengan International Rice Research Institute, Kyungpook National University, Korea Selatan. Selain kerja sama penelitian, Unej juga mengirimkan dosen, peneliti, dan mahasiswa, untuk menempuh studi di sana, termasuk Ubaid yang menjalani studi S2 dan S3 di Kyungpook National University.