Babi guling menjadi salah satu makanan klasik Bali yang cukup populer. Bahkan, makanan tradisional ini telah tercatat sebagai salah satu makanan warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia sejak 2011.
Buat sahabat tani pencinta kuliner, tentu sudah tidak asing dengan menu babi guling.
Dahulu, kuliner tradisional ini hanya dijadikan sebagai menu upacara adat. Lambat laun, semakin banyak rumah makan di Bali yang menjual menu babi guling untuk disantap sebagai makanan sehari-hari.
“Babi guling itu awalnya digunakan untuk upacara adat. Biasanya setelah upacara kami makan bersama dan upacara ini dilakukan setiap enam bulan sekali atau satu tahun sekali. Karena makin kesini makin banyak yang jual babi guling, maka babi guling saat ini bisa dikonsumsi untuk sehari-hari,” ungkap Ida Ayu Ketut Pujiani, founder dari Poticakitchen kepada Jagadtani.Id melalui pesan singkat.
Baca juga: 5 Hewan Indonesia Terancam Punah
Karena kelezatan dan rasanya yang khas, kata Ida, babi guling banyak dicari oleh para wisatawan yang berkunjung ke Bali. “Babi guling jadi salah satu makanan yang diincar oleh para pencinta kuliner. Apalagi oleh wisatawan lokal atau domestik,” tambahnya.
Makanan khas Bali ini juga sering disebut juga dengan “Be Guling”. Ida menjelaskan, daging babi guling dipilih dari anak babi yang berumur kisaran umur 1,5 bulan sampai dengan 2,5 bulan dan umur ini merupakan umur yang paling cocok untuk dijadikan santapan karena tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Proses pembuatan babi guling juga dilengkapi dengan bahan-bahan khas tersendiri yaitu base genep.
“Base genep ini maksudnya semua bahannya itu genap atau lengkap, yaitu ada bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, garam, cabe merah, merica, lada pokoknya semua bahan itu tercampur jadi satu. Lalu dirajang, dicincang atau bahasa lainnya di chop,” jelasnya.
Baca juga: Membedakan Hewan Berkelahi atau Bermain
Mula-mula, anak babi disembelih kemudian perutnya dibelah. Nantinya, perut babi diisi dengan sayur ketela atau sayur singkong yang di urap, kemudian dicampur dengan base genep. Kata Ida, semua bahan tersebut dimasak sampai keluar minyak, lalu dicampur dengan daun singkong.
Setelah itu, bumbu tersebut dimasukkan ke dalam perut babi guling. Sebelum dipanggang, lapisan luar kulit daging babi diolesi dengan soda dan gula atau bisa juga menggunakan air kelapa.
“Panggangnya itu bukan di oven, tapi di bakar menggunakan batok kelapa, kemudian dagingnya ditusuk menggunakan bambu. Panggangnya itu butuh waktu sekitar 3-4 jam. Ditunggu sampai matang. Jadi memang butuh proses yang lama untuk kematangannya. Api juga selalu di kontrol agar tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil,” tutupnya.
Baca juga: Meneliti Babi Ngepet yang Viral