• 3 May 2024

Perbanyak Bibit Kentang dengan Ex-Vitro

uploads/news/2019/11/perbanyak-bibit-kentang-dengan-405691a0691bec0.jpg

Inovasi teknologi bioreaktor, ex-vitro untuk perbanyakan kentang memiliki keunggulan, yaitu proses perbanyakannya cepat, efisien dalam penggunaan media tanam.

WONOSOBOS - Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Soni Solistia Wirawan bersama Bupati Wonosobo, Eko Purnomo, para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), para anggota Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), dan masyarakat Desa Serang, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah berhasil panen hasil perbanyakan benih kentang dengan penggunaan ex-vitro. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian acara Diseminasi Teknologi Penyediaan Benih Tanaman Kentang Secara ex- Vitro di Desa Serang.

Perbanyakan benih kentang dengan teknologi tersebut dapat dikatakan berhasil. Ini terlihat dari lahan petani dengan luas 6.000 meter per segi, jarak tanam 80 x 35 sentimeter, dengan populasi tanaman 14.000 mampu menghasilkan kentang dengan produktivitas sangat tinggi, yaitu dengan rata-rata 1,5 kilogram per tanaman atau 33 ton per hektare. Sedangkan biasanya, petani konvensional dengan populasi tanam 40.000 benih tanaman per hektare mampu menghasilkan 12-15 ton.

Dalam keterangan tertulis, Soni mengatakan, BPPT melalui Balai Bioteknologi bekerja sama dengan PT Adhiguna Laboratory dan petani (penangkar dan budidaya) di Kabupaten Wonosobo dan sekitarnya telah berhasil membina lebih dari 50 petani kentang yang tergabung dalam beberapa kelompok tani untuk memanfaatkan teknologi perbanyakan atau benih kentang hasil perbanyakan secara ex-vitro.

Melalui Balai Bioteknologi, lanjut Soni, inovasi teknologi bioreaktor, ex-vitro untuk perbanyakan kentang memiliki keunggulan, yaitu proses perbanyakannya cepat, efisien dalam penggunaan media tanam. Selain itu, benih juga memiliki performance atau vigor yang lebih baik, sehingga persentase keberhasilan hidupnya sangat tinggi dan mudah dalam menangani benih.

Inovasi lain yang pernah dikembangkan untuk melengkapi teknologi ex-vitro menurutnya yaitu, teknologi perbanyakan tanaman menggunakan sistem bioreaktor. Sistem kultur bioreaktor merupakan teknik perbanyakan tanaman menggunakan metode kultur jaringan (in-vitro) dengan memodifikasi sistem sumber karbon dan media tanam. Teknologi bioreaktor ex-vitro ini merupakan penyempurnaan dari teknologi ex-vitro sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Bioteknologi BPPT, Agung Eru Wibowo mengatakan, Biotek dalam hal ini memiliki tugas untuk menghilirisasi hasil-hasil inovasi teknologi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Nantinya, akan menjadi laporan kinerja BPPT ke pemerintah juga ke masyarakat. Selain itu, lanjut Agung, Biotek juga berkomitmen dan bekerja sama dengan Adhiguna Laboratory dan masyarakat Wonosobo untuk bersama-sama mengembangkan dan memasyarakatkan pertanian kentang.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Wonosobo, Abdul Mudir mengatakan jika teknologi ex-vitro yang telah dikembangkan BPPT sangat bermanfaat untuk masyarakat Wonosobo. Dengan penerapan teknologi ex-vitro, BPPT turut mendukung petani Wonosobo dengan inovasi-inovasi baru yang telah dihasilkan. Nantinya, diharapkan upaya perbanyakan benih kentang secara mandiri dapat secara merata diterapkan di seluruh wilayah Kabupaten Kejajar dan Wonosobo.

Related News