• 22 November 2024

Langkah Awal Menjadi Petani Milenial

uploads/news/2021/09/langkah-awal-menjadi-petani-1282576b655c791.jpg

Petani milenial tentunya dibutuhkan di masa seperti sekarang ini agar pertanian di Indonesia dapat segera maju. Agar lebih paham, Michael Raffy Sujono, petani milenial asal Desa Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat membagikan tips langkah awal menjadi petani

Saat ini generasi muda sangat sedikit yang terlibat di dunia pertanian. Dalam jangka panjang, tentu ini akan membahayakan karena pertanian termasuk salah satu kebutuhuan pokok penyediaan pangan. Seperti yang kita ketahui, sektor pertanian di masa pandemi tidak terlalu mengalami permasalahan yang berat. Hal ini dikarenakan masyarakat masih membutuhkan pangan untuk hidup.

Pertanian sendiri memiliki cangkupan yang cukup luas dalam kegiatan budidayanya. Aneka komoditas tanaman yang dapat ditanami menjadikan pertanian cukup beragam untuk dilakukan. Maka dari itu, mengapa tidak kita coba di masa pandemi seperti ini, kita menjadi petani milenial.

Baca juga: Hari Tani Di Tengah Pandemi

Petani milenial tentunya dibutuhkan di masa seperti sekarang ini agar pertanian di Indonesia dapat segera maju. Agar lebih paham, Michael Raffy Sujono, petani milenial asal Desa Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat membagikan tips langkah awal menjadi petani.

“Membuat perencanaan, mengetahui daya serap pasar, komoditas apa, dan kapasitas kita sendiri. Untuk lahan baiknya sih kita punya sendiri, apalagi kalau mau serius tapi kan jarang banget anak muda kaya kita punya lahan, jadi opsi paling baik itu di sewa atau kontrak lahan gitu,” jelas pria yang akrab disapa Dipa itu.

Sebagai petani milenial, memang kita perlu paham terhadap pasar yang akan dihadapi. Mulai dari kebutuhan konsumen, hingga penjualan hasil panen perlu kita cermati. Banyak dari para petani yang masih kurang paham terhadap kebutuhan pasar di Indonesia.

Baca juga: Milenial dan Masa Depan Pertanian

“Kekeliruan tersebut biasa mulai terjadi saat salah satu komoditas tanaman yang harga jualnya sedang melonjak tinggi. Kemudian, para petani berbondong-bondong menanam komoditas tanaman tersebut dengan harapan memperoleh keuntungan yang sama besarnya,” ujar pria lulusan Universitas Gajah Mada itu.

Dipa juga mengatakan kita sebagai petani muda harus lebih memanfaatkan adanya keknologi. “Seperti yang kita ketahui, teknologi di sektor pertanian kini sudah sangat banyak. Petani milenial wajib memanfaatkan teknologi yang sudah ada agar memudahkan dalam kegiatan budidaya. Hal inilah yang membedakan kita sebagai petani milenial dengan mereka yang masih menjadi petani konvensional,” tambah Dipa.

Harapannya terkait pemanfaatan teknologi dalam pertanian adalah agar segala kegiatan budidaya dapat lebih mudah untuk dikerjakan dan tentunya akan memangkas waktu sehingga hasil panen dapat diperoleh lebih cepat.

Baca juga: Pertanian Bukan Lagi Mata Pencaharian

Ketika ditanya soal modal, Dipa mengatakan jika modal tergantung dari apa yang ingin dibudidayakan jadi tidak bisa disamaratakan. “Kalau modal ini sebenarnya tergantung dari seberapa luas, mau nanam seberapa banyak, dan gimana penyerapan pasarnya, Nanti tergantung juga apakah main di sektor perkebunan, pangan, hortikultura, flora, rempah Jadi akan sangat tergantung tapi biasanya ada acuan rata rata ongkos usaha tani per sektor gitu misal kaya jagung Rp 18jt/ha, padi Rp 20jt/ha,” ungkapnya.

Related News